HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MA AL-ISLAH BUNGKAL PONOROGO



HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MA AL-ISLAH BUNGKAL PONOROGO

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
‘Metode Penelitian Pendidikan”


STAIN Ponorogo
 





Disusun oleh:
                             Dewi Patimah                (210309163)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Thoyib M.Pd

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) PONOROGO
2012
I.          JUDUL PENELITIAN
HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MA AL-ISLAH BUNGKAL PONOROGO

II.          LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam arti, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Lebih lanjut pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata-mata bertujuan untuk mencerdaskan. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok-sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara.[1] 
Tanggung jawab pendidikan merupakan wacana yang tidak dapat dipisahkan dengan tema tanggung jawab intelektual. Karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses transfer MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo of knowledge. Namun tidak berhenti pada transformasi intelektual saja, pendidikan juga mempunyai tanggung jawab yang lebih universal untuk mengantarkan manusia mempunyai kesadaran moral.[2]
Kompetensi merupakan kemampuan yang digunakan sebagai standart kinerja seseorang yang diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap kinerja organisasi. Kompetensi adalah penjelasan mengenai tugas-tugas pekerjaan yang dilakukan oleh individu dan penjelasan mengenai perilaku individu yang berhubungan denan bagaimana individu itu mengerjakan pekerjaannya.[3]Guru adalahh figure manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan.[4]
Dengan lahirnya PP No. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru jelas harus mengacu kepadanya. Berkaitan dengan guru sebagai pendidik, dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1 disebut bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sementara itu, kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) yang terdapat dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesuonal yang diperoleh melalui pendidikan profesi.[5]
Salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah Kompetensi Kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan siswa. Kompetensi ini diperoleh dan dikembangkan melaui proses sosialisasi.
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang menunjuk bahwa peran guru tidak hanya sekedar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pemberi teladan bagi siswa sebagaimana pendapat dari Lozanov dalam Porter (1999) : tindakan yang paling ampuh yang dapat dilakukan oleh seorang untuk siswanya adalah memberi teladan tentang makna menjadi seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan dan kesiapansiagaan guru akan memberdayakan dan mengilhami siswa untuk membebaskan dinamisasi sebagai siswa. Keteladanan membangun hubunan potensi milik mereka sebagai pelajar. Kemampuan berkomunikasi yang digabungkan dengan rancangan yang efektif akan memberikan pengalaman belajar yang memperbaiki kredibilitas dan meningkatkan pengaruh.[6]
Guru adalah pribadi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral didalam proses belajar mengajar dilingkungan sekolah. Dalam bidang pedidikan diharapkan ada tujuan pembelajaran yang tercapai dalam peningkatan kualitas dari masing-masing peserta didik. Hal ini penting karena setiap orang akan melihat hasil pendidikan dalam diri peserta didik melalui perilaku mereka setiap hari. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya tidak selalu terfokus pada pemberian pengetahuan tetapi sebaiknya berorientasi kepada kepribadian peserta didik.
Dalam pembentukan karakter peserta didik guru menjadi contoh dan teladan dalam membina dan membentuk perilaku peserta didik. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seorang guru dalam memberikan suatu contoh perilaku baik kepada siswa sehingga mereka dapat mengembangkan sikap positif dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Hal ini berkaitan dengan bahwa seorang guru tidak hanya bertugas mencerdaskan siswa, tetapi juga harus dapat mengembangkan kepribadian siswa yang berakhlak dan berkarakter.
Dalam perspektif islam guru membawa misi penyempurnaan akhlak, sebagaimana misi diutusnya Rasulullah SAW. Islam menganjurkan kepada para guru agar membiasakan peserta didik dengan akhlak islam karena demikian itu termasuk kaidah yang dibuat islam untuk mendidik anak agar interaksi anak dengan orang lain selalu dibangun di atas akhlakul karimah, sebagaimana Rasulullah mendidik para sahabatnya.[7]            
Karakteristik kepribadian guru sebagi pendidik sanat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan peserta didik. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadapanak didik, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut untuk ditaati segala nasehat, ucapan dan perintahnya, dan patut untuk dicontoh sikap dan perilakunya, dengan kata lain guru pantas untuk “digugu” dan “ditiru”.[8]
Dari uraian diatas maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru  dalam skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MA AL-ISLAH BUNGKAL PONOROGO”

III.          RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas  maka yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah:
1.    Bagaimana Kompetensi Kepribadian Guru di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
2.    Bagaimana Karakter Peserta Didik di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
3.    Apakah ada Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo

IV.          TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui Kompetensi Kepribadian Guru di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
2.      Untuk mengetahui Karakter Peserta Didik di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
3.      Untuk mengetahui Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo

V.          MANFAAT PENELITIAN
1.    Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini mampu memberikan pemikiran dalam pengembangan kompetensi guru, khususnya kompetensi kepribadian
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi Kepala Sekolah yaitu untuk mengembangkan kompetensi kepribadian guru sebagai pendidik untuk membentuk karakter peserta didik
b.    Bagi Guru yaitu untuk mengembangkan kompetensi kepribadian guru sehingga dapat memberikan contoh teladan yang baik untuk peserta didik dalam pembentukan karakter khususnya pada pembelajaran akhidah akhlak
c.    Bagi Orang Tua yaitu untuk memberikan perhatian dan kasih sayang serta contoh teladan yang baik untuk membantu pembentukan karakter

VI.          LANDASAN TEORI
a.    Kompetensi Kepribadian Guru
Keberhasilan menajar guru dalam kaitannya dengan fungsi dan peran guru dalam menciptakan kemampuan dasar mengajar dapat diimplementasikan sikap dalam pengembangan kepribadian guru yang mantap dan dinamis yang meliputi:[9]
1.    Kemantapan dan Integrasi Pribadi
Seorang guru dituntut dapat bekerja secara teratur, konsisten, dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru. Oemar Hamalik (1998: 18 mengatakan bahwa “kemantapan dalam bekerja hendaknya merupakan karakteristik pribadinya, sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu belajar yang sengaja diciptakan. Kemantapan pribadi berpengaruh pada tugas, demikian juga dengan kemantapan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. Kemantapan dan integritas harus dimiliki oleh setiap guru demi tercapainya tujuan pendidikan”).
2.    Peka Terhadap Perubahan dan Pembaharuan
Guru harus peka terhadap apa yang sedang berlangsung disekolahdan disekitarnya. Artinya apa yang dilakukan disekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan jaman.
3.    Berpikir Alternative
Guru harus mampu berpikirkreatif dan berwawasan luas dalam memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah.
4.    Adil, Jujur,dan Objektif
Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jujur berarti tulus ikhlas menjalankan fungsinya sebagai guru sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Objektif artinya menjalankan aturan dan criteria yang telah ditetapkan tanpa pilih kasih.
5.    Disiplin dalam Melaksanakan Tugas
Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan yang teratur, serta menandai pekerjaannya, disiplin memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai
6.    Ulet dan Tekun Bekerja
Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih merupakan sifat ang harus dimiliki guru
7.    Berusaha Memperoleh Hasil Kerja Yang Baik
Dalam mencapai hasil kerja guru diharapkan selalu meningkatkan kemampuan diri.
8.    Simpatik, Menarik Luwes, Bijaksana dan Sederhana
Sifat kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar, membentuk kematangan pribadi, kedewasaasn social, pengalaman hidup bermasyarakat, pengalaman belajar yang memadai khususnya pengalaman praktek mengajar.
9.    Bersifat Terbuka
Guru diharapkan dapat menampun aspirasi berbagai pihak sehingga sekolah dapat berfungsi sebagai agen pembangunan dan guru berperan sebagai pendukungnya.
10.  Kreatif
Guru kreatif maksudnya guru harus mampu melihat berbagai kemunkinan yang menurut perkiraannya sama baik
11.  Berwibawa
Seorang guru harus berwibawa. Dengan adanya kewibawaan proses belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik
    
b.    Karakter Peserta Didik
Membicarakan pertumbuhan dan perkembangan social tidak dapat lepas dari perkembangan lainnya seperti fisik, mental, dan emosi. Hubungan di antara ketiga factor ini sangat erat kaitannya, sehingga salah satu factor itu sudah dapat menjadi dasar untuk menghasilkan perkembangan social individu itu sendiri, misalnya keadaan fisik dan fisiologis, taraf kesiapan mental, serta taraf kematangan emosional karena factor inilah yang akan mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain sehingga akan menentukan cepat lambatnya perkembangan di setiap fase.[10]
Karakter dapat didefinisikan sebagai kecenderungan tingkah laku yang konsisten secara lahiriyah dan batiniyah. Karakter adalah hasil kegiatan yang sangat mendalam dan kekal yang nantinya akan membawa kea rah pertumbuhan social.
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan dalam pembentukan karakter terhadap anak:[11]
1)   Menanamkan disiplin
2)   Membiasakan anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah
3)   Pengaruh sekolah selama tahun-tahun pertengahan[12]
4)   Pendidikan selama remaja
5)   Pengarug sosialisasi atau pergaulan

VII.          METODOLOGI KAJIAN
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yaitu pengukuran data kuantitatif dan statistic objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan presertase tanggapan mereka
2.      Sumber Data
Dalam rangka memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode/teknik sebagai berikut:
a.   Angket (Kuesioner)
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, angket yang berupa pernyataan digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa-siswi di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
b.      Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang sejarah, letak geografis dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo
c.       Wawancara/interview
yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai sejarah berdirinya MA Al-Islah, Bungkal, Ponorogo

3.      Variable Penelitian
Variable bebas (independen), yaitu variable yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variable lain dan merupakan variable yang digunakan untuk meramalkan atau menerangkan variable lain. Dalam kasus ini variable independennya adalah “kompetensi kepribadian guru”
variable terikat (dependen), yaitu variable yang nilainya tergantung pada variable lain dan merupakan variable yang diramalakan atau diterngkan nikainya. Dalam kasus ini, variable dependennya adalah “pembentukan karakter pada peserta didik”

4.      Langkah-Langkah Penelitian
Tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap ini adalah:
1.      Tahap Pra Lapangan: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinzn, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan serta menyiapkan perlengkapan penelitian
2.      Tahap Pekerjaan Lapangan: memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan dan peran serta dalam mengumpulkan data
3.      Tahap Analisis Data: analisis selamadan setelah pengumpulan data
4.      Tahap penulisan hasil laporan penelitian   

VIII.          SISTEMATIKA PEMBAHASAN
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan penelitian
D.    Manfaat penelitian
E.     Landasan teori
F.      Metodologi penelitian
G.    Sistematika pembahasan







  









DAFTAR PUSTAKA

Amirah.  Mendidik Anak di Era Digital Kunci Keluarga Muslim. Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2010
Bahri Djamarah, Saiful. Prestasi Belajar Dan Kompertensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional, 1994
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: CV. Alphabet, 2010
Kosim LA, Muhammd. Tanggung Jawab Guru dalam Mendidik Akhlak Siswa, http:// PENDIDIKAN ISLAM MERDEKA Tanggung Jawab Guru dalam Mendidik Akhlak Siswa. Mhtml, diakses 22 Mei 2012
Proposal Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia, Kompetensi Guru , http:// Kompetensi Guru << RASTO. Html, diakses 22 Mei 2012
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan  Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004
Silaban, Sintong. Pendidikan Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swasta , Bagian IV. Jakarta: Dasamedia Utama, 1993 
Sopiatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, Cilegon: Ghalia Indonesia, 2010


[1] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan  Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 16
[2] Sintong Silaban, Pendidikan Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swasta , Bagian IV, (Jakarta: Dasamedia Utama, 1993), 65 
[3] Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Cilegon: Ghalia Indonesia, 2010), 57
[4] Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompertensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), 16
[5] Popi Sopiatin, Manajemen Berbasis…,67
[6] Ibid., 67
[7] Muhammd Kosim LA, Tanggung Jawab Guru dalam Mendidik Akhlak Siswa, http:// PENDIDIKAN ISLAM MERDEKA Tanggung Jawab Guru dalam Mendidik Akhlak Siswa. Mhtml, diakses 22 Mei 2012
[8] Proposal Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia, Kompetensi Guru , http:// Kompetensi Guru << RASTO. Html, diakses 22 Mei 2012
[9] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, (Bandung: CV. Alphabet, 2010), 54
[10] Djaali , Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 48
[11] Amirah, Mendidik Anak di Era Digital Kunci Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2010), 51
[12] Djaali, Psikologi Pendidikan..,50

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PERKEMBANGAN AGAMA PADA MASA DEWASA

AMALIYAH NAHDLIYAH (Nahdlotul Ulama')

DELIK PERCOBAAN, PENYERTAAN, DAN PERBARENGANAN PIDANA DALAM KUHP