PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ACTIVE LEARNING DALAM PENDIDIKAN ISLAMana Pelaksanaan Pembelajaran 1
PENGEMBANGAN
PEMIKIRAN ACTIVE LEARNING DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“
Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam ”
Disusun oleh:
Dewi
Patimah (210309163)
Dosen
Pengampu:
M.
Harir Muzaki, M. Ag
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)
PONOROGO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram, dan
berkesinambungan membantu peserta didik mengembankan kemampuannya secara
optimal, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengembangan potensi
peserta didik merupakan proses yang disengaja dan sistematis dalam membiasakan/
mengkondisikan peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup. Kecakapan
dan keterampilan yang dimaksud berarti luas, baik kecakapan personal, social,
akademik, maupun vokasional.
Kegiatan mendidik pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep
pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses melatih
ini, perlu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalm berpikir secara
kritis, strategis, dan taktis dalam proses pembelajaran. Peserta didik dilatih
memahami, merumuskan , memilih, cara pemecahan dan memahami proses pemecahan
“masalah”. Berangkat dari kondisi tersebut, maka budaya instan dalm
pembelajaran yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan menuju proses
pemberdayaan seluruh unsure dalam system pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian pembelajaran active learning
2.
Pengertian pendidikan islam
3.
Pengembangan pendidikan islam dengan active learning
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran aktif digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif
juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa (anak) didik agar tetap tertuju
pada proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri
baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar dalam
proses pembelajaran tersebut.[1]
Cara belajar siswa aktif atau dalam bahasa inggris disebut active
learning, mempunyai beberapa ciri yang harus tampak pada pembelajaran active
learning, yakni:[2]
a.
Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas, tetapi terkendali
b.
Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan
rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah
c.
Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa
sumber tertulis, sumber manusia,misalnya murid itu sendiri menjelaskan
permasalahan kepada murid lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat bantu
pengajaran, termasuk guru sendiri sebagai sumber belajar.
d.
Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya
bersama-sama dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan
secara kelompok dalam bentuk diskusi, dan ada pula kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh setiap siswa secara mendiri
e.
Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan
manusiawi bagaikan hubungan bapak-anak, bukan hubungan pimpinan dengan bwahan
f.
Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang
mati, tetapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa
g.
Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai
siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan
siswa.
Ciri-ciri diatas merupakan srbagian kecil dari hakikat belajar
siswa aktif dalam praktek pengajaran. Untuk dapat mewujudkan cirri-ciri diatas
tidaklah mudah. Hal ini memerlukan pengenalan teori strategi mengajar dan teori
penyusunan satuan pelajaran.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus
kepada anak didik agar terjadi respon yang positive pada diri anak didik.
Kesediaan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran akan
mampu menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus peserta didik yang
diterima dalam proses pembelajaran.
Pada pembelajaran CBSA, terdapat prinsip-prinsip yang dijabarkan
kepada 4 dimensi, yaitu:[3]
1.
Yang terlihat atau tampak pada peserta didik
Ø Keberanian
untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada anak dalam
suatu prose belajar mengajar
Ø Keinginan dan
keberanian untuk mencari kesempatan guna berpartisipasi dalam persiapan proses
dan tindak lanjut suatu kegiatan belajar mengajar
Ø Berbagai usaha
serta kreativitas pada diri peserta didik dalam menyelesaikan keiatan
belajarnya hingga mencapai keberhasilan dalam suatu proses belajr menajar
Ø Dorongan ingin
tahu (curiousity) yan besar dari peserta didik untuk mengetahui serta
mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar
Ø Rasa bebas dan
lapang melakukan sesuatu tanpa tekanan dari siapapun termasuk uru didalam
proses belajar mengajar
2.
Yang terlihat pada dimensi guru
- Usaha membina
dan mendorong peserta didik dalam meningkatkan kegairahan peserta didik/siswa
berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar
- Kemampuan
menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai innovator dan motivator yang
senantiasa mau menemukan hal-hal yang baru dalam PBM
- Sikap yang
tidak mendominasi kegiatan belajar-mengajar peserta didik dalam keseluruhan PBM
- Pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara, irama serta tingkat
kemampuan masing-masing dalam PBM
- Kemampuan untuk
menggunakan bermacam strategi belajar-menajar serta pendekatan multi-media
dalam PBM
3.
Yang terlihat pada dimensi program
v Tujuan
pengajaran, konsep maupun isi pengajaran yang dapat memenuhi kebutuhan, minat
serta kemampuan peserta didik dalam PBM
v Program yang
memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas peserta didik
dalam PBM
v Program yang
tidak kaku dalam menentukan media dan metode, dimana semua peserta didik
memahaminya dalam PBM
4.
Yang terlihat pada situasi belajar mengajar
ð Situasi belajar
mengajar yang di dalamnya terjelma komunikasi guru-murid dan murid-murid yang
intim, hangat dan produktif
ð Adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar dikalangan peserta didik selama PBM.
Active learning pada dasrnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi peserta didik. Strategi active learning pada peserta didik
dapat membantu memori mereka sehingga mereka dapat diantarkan kepada tujuan
pembelajaran dengan sukses.
Dalam menggunakan pembelajaran active learning akan memperoleh
banyak keuntungan secara lebih spesifik diperoleh hal sebagai berikut:[4]
a.
Siswa termotivasi karena lebih mudah belajar
b.
Berlangsung pada lingkungan yang tenang, karena percobaan dan
kegagalan diterima
c.
Adanya partisipasi dari semua kelompok
d.
Tiap orang bertanggun jawab atas pembelajarannya masing-masing
e.
Fleksibel dan relevan
f.
Sesuatu yang didapat menjadi bertambah
g.
Terdorong pemikiran induktif
h.
Semua menyatakan pemikirannya
i.
Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan
j.
Memberikan resiko lebih besar
Jadi hasil belajar dapat diperoleh olah siswa bilamana mereka
melakukannya dengan keaktifan yang tinggi baik dalam memahami, mengalami, dan
berbuat sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari.[5]
B.
Pendidikan Islam
M. Arifin mendefinisikan pendidikan islam sebagai system pendidikan
yang dapat memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin hidupnya sesuai
dengan cita-cita islam.[6]
Sutrisno yang mengutip dari Prof. Dr. Mohammad ‘Athiyah Al-Abrasyi menyatakan
bahwa prinsip utama pendidikan islam adalah pengembangan berfikir bebas dan
mandiri secara demokratis dengan memperhatikan kecenderungan akal dan bakat
yang dititikberatkan pada pengembangan akhlak.[7]
Secara khusus, menurut
Samsul Nizal, pemikiran pendidikan islam memiliki tujuan yang sangat kompleks,
antara lain:[8]
1.
Membangun kebiasaan berfikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap
persoalan-persoalan serputar pendidikan
2.
Memberikan dasar berfikir inklusif terhadap ajaran islam dan
akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh
intelektual di luar islam.
3.
Menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang ditunjukkan oleh
Rasulullah dan para kaum intelaektual muslim pada abad pertama sampai abad
pertengahan, terutama dalam merekonstruksi system pendidikan islam yang lebih
baik
4.
Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan system
pendidikan nasional. Meskipun kajian ini berupaya untuk menyoroti konsep al-insaniyyah
yang dititikberatkan pada aspek peserta didik dam nilai-nilai kemanusiaan yang
fitri sebagaimana dikembangkan oleh filsafat pendidika islam, akan tetapi juga
diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan system pendidikan di
Indonesia.
Akhirnya, secara khusus
pemikiran tentang pendidikan islam ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
masukan dalam merekonstruksi pola atau model pendidikan yang lebih adaptik dan
integral –dengan nusnsa islami- terutama bagi pengembangan system pendidikan
nasional, serta ikut memperkaya khazanah perkembangan pemikiran ilmu
pengetahuan, baik pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum lainnya.
C.
Pengembangan Pemikiran
Pendidikan Islam Dengan Active Learning
Metode pendidikan islam dalam penerapannya banyak menyangkut
permasalahan individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri,
sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan
dasar-dasar umum metode pendidikan islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah
merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan
yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar metode
pendidikan tersebut.[9]
Dalam pendidikan yang diterapkan di barat, metode pendidikan hamper
sepenuhnya terantung kepada kepentingan peserta didik, para guru hanya sebagai
motivator, vasilitator, stimulator, maupun instruktur. System yang cenderung
menorah kepada peserta didik sebagai pusat ini sangat menghargai adany
perbedaan individu para peserta didik. Hal ini menyebabkan guru hanya bersiskap
merangsang dan mengarahkan para peserta didik.
Metode pendidikan islam sangat menghargai kebebasan individu,
selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya sehingga seorang guru dalam
mendidik tidak dapat memaksa peserta didiknya dengan cara yang bertentangan
dengan fitrahnya. Akan tetapi sebaliknya guru dalam membentuk karakter peserta
didiknya tidak boleh duduk diam sedangkan peserta didiknya memilih jalan yang
salah.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta
didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta
didiknya. Guru harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik mudah diterima. Guru juga harus memikirkan metode-metode yang
akan digunakannya, yang sesuai dengan waktu yang ditentukan, sesuai dengan
materi yang diajarkan, pendekatan yang baik, agar efektivitas penggunaan metode
tercapai bukan malah melupakan substansi dari materi yang diajarkan. Metode
mengajar yang dapat dipakai oleh seorang guru untuk pengembangan pendidikan
islam yaitu dengan menggunakan pembelajara aktif (active learning) dimana
proses pembelajaran aktif ada metode ceramah, metode tanya jawab, metode
diskusi, metode demonstrasi, metode kerja kelompok, dsb yang semua itu terdapat
dalam pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif seorang peserta didik mampu
diharapkan belajar dan menyerap isi materi dengan maksimal serta diharapkan
dapat dengan mudah menguasai pelajaran.[10]
BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri
baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar dalam
proses pembelajaran tersebut.
Metode pendidikan islam sangat menghargai kebebasan individu,
selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya sehingga seorang guru dalam
mendidik tidak dapat memaksa peserta didiknya dengan cara yang bertentangan
dengan fitrahnya. Akan tetapi sebaliknya guru dalam membentuk karakter peserta
didiknya tidak boleh duduk diam sedangkan peserta didiknya memilih jalan yang
salah.
Metode mengajar yang dapat dipakai oleh seorang guru untuk
pengembangan pendidikan islam yaitu dengan menggunakan pembelajara aktif
(active learning) dimana proses pembelajaran aktif ada metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode kerja kelompok, dsb
yang semua itu terdapat dalam pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif
seorang peserta didik mampu diharapkan belajar dan menyerap isi materi dengan
maksimal serta diharapkan dapat dengan mudah menguasai pelajaran.
MIND MAPING
PENDIDIKAN ISLAM PADA PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNIANG
Metode pendidikan islam sangat menghargai kebebasan individu,
selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya sehingga seorang guru dalam
mendidik tidak dapat memaksa peserta didiknya dengan cara yang bertentangan
dengan fitrahnya. Akan tetapi sebaliknya guru dalam membentuk karakter
peserta didiknya tidak boleh duduk diam sedangkan peserta didiknya memilih
jalan yang salah.
|
Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang dapat memberikan kemampuan kepada
seseorang untuk memimpin dirinya sesuai dengan cita-cita islam dan
pembentukan akhlakul karimah
|
Active Learning
adalah Pembelajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan semua potensi yang
dimiliki peserta didik
|
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudah dkk, Umi. Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab. Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008
Nurdin, Syarifuddin. Guru Professional Dan Implementasi
Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press, Cet. 1, 2002
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press, 2005
http://www.google.com/search?hl=en&q=pengembangan+pemikiran+active+learning+dalam+pendidikan+islam&btnG, diakses tanggal 12 Maret 2012
Arifin, M. Filasafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1993
Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1996
Susanto. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2009
Sutrisno. Revolusi Pendidikan Di Indonesia. Yogyakarta:
Ar-Ruzz, 2005
[1] Umi
Mahmudah dkk, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
(Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), 64
[2] Nana
Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
1996), 25
[3] Syarifuddin Nurdin, Guru Professional Dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, Cet. 1, 2002), 122
[6] M.
Arifin, Filasafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 10
[7]
Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005),
126
[9]http://www.google.com/search?hl=en&q=pengembangan+pemikiran+active+learning+dalam+pendidikan+islam&btnG,
diakses tanggal 12 Maret 2012
Komentar
Posting Komentar