DESAIN PENELITIAN STUDY TOKOH



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang berkembang sejak era 1980’an. Tujuannya untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu, mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu melalui pengakuannya. Sebagai jenis penelitian kualitatif, studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh.[1]
Sebenarnya sebagai varian metode dan jenis penelitian kualitatif, studi tokoh sangat baik untuk menggali pikiran dan pandangan seorang tokoh dalam bidangnya. Sayang masih sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaanya. Kesalahan umum yang sering terjadi, khususnya bagi peneliti pemula, adalah mencari tokohnya dulu. Padahal, yang seharusnya dilakukan lebih dulu oleh peneliti adalah menentukan bidang keilmuan lebih dulu. Setelah itu diidentifikasi siapa saja tokoh yang ada di bidang itu untuk selanjutnya dipilih siapa di antara tokoh tersebut yang paling menonjol.[2] Ukuran ketokohan seseorang adalah banyaknya karya ilmiah yang dihasilkan, pandangan masyarakat secara umum dengan menghimpun informasi sebanyak-banyaknya tentang tokoh tersebut dari berbagai sumber. Data yang diperoleh bisa diketahui dari kajian atas karya-karyanya, buku, teori, pidato, dan kuliahnya.
Setelah data terkumpul, dikaji kelebihan dan kekurangan para tokoh untuk selanjutnya ditentukan yang paling sedikit kekurangannya dan paling banyak kelebihannya. Baru kemudian itulah tokoh yang  dipilih sebagai objek kajian penelitian si peneliti untuk mendapatkana gambaran hal/ilmu yang barau di masa kini.
Oleh karena itu sangat penting bagi mahasiswa yang hendak menyusun skripsi dan karya ilmiah lainnya untuk memperhatikan langkah-langkah dalam menyusun dan mengolah data. Agar di tengah jalan tidak menenukan jalan buntu yang bisa manghambat kelancaran penyusunan skripsi.
2.      Rumusan Masalah
Agar lebih mudah dalam mempelajari jerangka penyusunan karya ilmiah dengan desain kajian tokoh dan memahami alur dari makalah ini, maka perlu kami buat rumusan masalah yang menggambarkan alur penyusunan dan pembuatan laporan. Adapun alur yang dimaksud dapat digambarkan dengan rumusan masalah sebagai berikut
a.       Apakah yang dimaksud dengan desain penelitian study tokoh itu?
b.      Bagaimanakah langkah-langkah metodologis penyusunan karya ilmiah dengan menggunakan desain tersebut?
c.       Bagaimanakah sistematika penyusunan laporan penelitian menggunakan dfesain tokoh tersebut?


















BAB II
DESAIN PENELITIAN STUDY TOKOH
1.      Desain Penelitian Study Tokoh
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa penelitian merupakan sarana bagi ilmu pengetahuan untuk dapat mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Disamping itu, penelitian juga merupakan sarana bagi masyarakat (terutama kalangan praktisi dan akademisi) memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Diharapkan dengan adanya analisis dan konstruksi secara metodologis, sistematis, dan konsisten dapat mengungkap kebenaran sebagai salah satu manifestasi hasyrat manusia untuk mengetahui apa yang dihadapinya dalam kehidupan ini.[3]
Sebagai tanggung jawab atas ke-cendekiawan-an dan daya intelektualitas, maka seseorang akademisi dituntut mampu;[4] Pertama, secara terus-menerus dan konsisten mempelejari ilmu dalam rangka mengamalkan dan menjabarkan nilai-nilainya yang bersifat umum agar dapat diterik petunjuk-petunjuk khusus yang dapat disumbangkan pada masyarakat, bangsa, agama, dan Negara. Dengan kata lain mereka dituntut mampu menterjemahkan nilai-nilai tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti sekaligus member contoh langsung penerapannya di lapangan. Kedua, mereka dituntut secara kontinu mengamati perubahan-perubahan alam dan fenomenanya serta peka terhadap kenyataan social. Dengan konsekuensi, bahwa selain mampu merumuskan kaidah ilmu, mereka juga harus member solusi jika terjadi permasalahan.
Pertama-tama yang perlu diketahui oleh seorang peneliti pemula adalah mengetahui apa itu penelitian, bagaimana metodenya, desain, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat sebuah penelitian serta teknik penyusunan laporan. Desain penelitian adalah garis besar yang akna ditempuh oleh peneliti dalam penelitiannya atau kerangka besar untuk objek atau bentuk rangka penelitian setelah penelitian itu selesai/mendekati selesai. Ibarat seorang arsitek yang akan membangun sebuah gedung, maka dia pasti sudah membuat skema/bagan/ rancangan bagun ruang yang akan dibuatnya. Sehingga dari master plan yang dimiliki para pekerja dengan mudah membuat alur kerja karena sudah punya blue print dari sang arsitek.
Desain Penelitian study tokoh adalah sebuah desain/teknik penelitian karya ilmiah yang mendasarkan penelitian pada sejarah ketokohan seseorang yang dianggap berjasa/berperan penting dalam sebuah peradaban manusia.[5] Tokoh-tokoh yang telah “berhasil” dalam melakukan sebuah gerakan perubahan yang mampu mempengaruhi masyarakat yang ada di sekitarnya. Teknik desain ini kebanyakan terfokus pada karya yang dihasilkan dan peranan yang dilakukan dalam masyarakat, sejarah kehidupan, dan biografinya (termasuk sejarah dan latar belakang pendidikan dan guru-gurunya).
Desain penelitian ini dalam beberapa literature lebih dikenal dengan nama desain penelitian historic/ historical setting.[6] Aji Damanhuri dalam bukunya menyebutkan bahwa metode sejarah adalah/historical setting adalah “proses menguji dan menganalisa rekaman dan peninggalanmasa lampau secara kritis”. Desain yang masuk dalam ranah metodologi penelitian kualitatif ini bukanlah ilmu, melainkan metode, artinya metode sejarah dapat diterapkan pada disiplin ilmu manapun atau pokok bahasan apapun. Produk masa lalu yang biasanya terekam dalam bentuk (sebagai) dokumen atau artefak disamping imajinasi tradisional. Mengingta Bangsa/generasi  yang berjiwa besar adalah bangsa yang mau mengenang jasa para pendahulunya. Bagaimanapun juga sejarah tidak boleh dilupakan begitu saja, karena dengan sejarah kita akan banyak belajar dari pengalaman para orang terdahulu dalam menapaki kelanjutan kehidupan dimasa kini.
Hal inilah yang kemudian dikembangkan oleh generasi setelahnya untuk menggali kembali peninggalan-peninggalan para tokoh yang dianggap berjasa tersebut. Karena pada bentuk peradaban tahap pertama dalam kurun waktu tertentu(etnografi), berhubungan erat dengan relitas masa kini yang mempengaruhi perilaku dan gagasan kita. Misalanya sejarah terbentuknya KUHP, dimana dahulu merupakan peninggalan penjajah Belanda, namun sampai sekarang masih saja kita gunakan sebagai patokan hokum kita di masa kini. Padahal KUHP tersebut sudah sejak lama sekali, yaitu sekitar 5 abad yang lalu, karena hla itu mengandung unsure sejarah yang sangat besar.
Sementara Kasiram menyebutkan dalam bukunya bahwa desain historis/sejarah adalah desain yang digunakan peneliti untuk menjawab masalah-masalah yang berhubungan dengan peristiwa atau perkembangan yang terjadi dimasa lalu.[7]Data-data yang ada kemudian dikumpulkan sebanyak-banyaknya oleh seorang peneliti muda yang ingin mengkaji hasil pemikiran tersebut dengan kacamata dan sudut pandangnya serta korelasinya dengan kejadian yang sama namun terjadi pada masa yang jauh berbeda.
Sekalipun demikian, perlu diperhatikan bahwa penjelasan seorang ahli pada masanya tidaklah absolute, tidak mutlak benar, dan tidak kekal. Hal itu bisa saja berubah sesuai dengan keadaan yang mengiringinya, pola pikir sang ahli/tokoh, lingkungan dimana dia berada dan kondisi kejiwaan sang tokoh itu sendiri. Seperti halnya Al- Imam Syafi’I yang pernah mengeluarkan dua pendapat yang adakalanya bertentangan antara pendapat pertama dengan pendapat yang kedua.[8] Bukan karena plin-plan atau tidak konsekuen dengan pendapatnya, namun setelah melalui beberapa tahap uji kritis dan melihat fakta dan fenomena yang ada di masyarakat, ternyata antara satu daerah dengan daerah yang lain belum tentu sama.
Sumber utama dari desain ini adalah bukti-bukti sejarah yang berupa(baca: berwujud. red) karya(kitab, buku, babad, hikayat, lontara dan lain-lain)[9], pemikiran, sejarah, thelogycal, biografi, kemudian direkonstruksi ulang untuk mendapatkan gagasan sang tokoh yang dikaji tersebut. Karya ilmiah yang dulu pernah ditelurkan oleh para pakar dibidangnya di sadur ulang dan berusaha diterjemahkan dalam bahasa yang mudah dimengerti dan disesuaikan dengan pola kehidupan di masa sekarang ini. Adapula yang digunakan sebagai bahan untuk merevisi hal-hal terdahulu yang dirasa tidak lagi relevan dengan perkembangan pola pikir dan perkembangan teknologi.[10]
2.      Langkah metodologis Penyusunan Laporan/Karya Ilmiah dengan Desain Study Tokoh
Dalam menyusun sebuah laporan penelitian, seorang peneliti harus tahu dengan pasti apa saja langkah-langkah yang akan ditempuh, bagaimana urutan proseduralnya, teknik pembuatan laporan dan lain sebagainya. Karena jika seorang peneliti tidak memehamai tata urutannya, maka bukan tidak mungkin ditengah jalan dia kan mengalami kesulitan menyusun apalagi menyelesaikan penelitiannya. Karena itu dalam menyusun laporan karya ilmiah dengan menggunakan metode ini perlu diperhatikan secara berurutan langkah-langkah metodologisnya sebagai berikut:[11]
a.     Menentukan bidang kajian yang menjadi minat peneliti,
Pada tahap permulaan seorang peneliti harus menentukan lebih dahulu bidang/ topic/ tema yang akan ditelitinya, agar dia punya gambaran jelas dalam menentukan langkah selanjutnya. Namun kebanyakan peneliti pemula sering sekali mengabaikan hal ini, padahal sangatlah riskan bila peneliti tidak tahu apa bidan yang akan ditelitinya.
b.    Bidang yang dipilih merupakan bidang yang paling dikuasai peneliti
Peneliti seyogyanya memilih bidang kajian yang menjadi topic favoritnya, sehingga tidak perlu memulai penelitian dari nol yang tentu akan memakan waktu yang cukup lama, padahal waktu, tenaga serta sangatlah terbatas. Bila peneliti memilih bidang yang paling disukai, setidaknya dia sudah tahu arah yang akan dituju serta kesimpulan akhir yang diharapkan. Maka otomatis motifasi peneliti juga semakin meningkat dan tidak kendur di pertengahan pengerjaan laporan yang dibuatnya, kecuali bila ada factor eksternal diri peneliti. Dan inilah yang biasanya menjadi kendala serius seorang peneliti pemula/ pembuat skripsi, meskipun tidak menutup kemungkinan pada peneliti lanjutan(Tesis/Desertasi).
c.    Membuat daftar siapa saja tokoh atau ilmuwan yang dipandang sebagai ahli dibidang yang akan dikaji
Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya daftar tokoh yang mumpuni dalam bidang kajian yang akan diteliti. Data-data itu bisa diperoleh dari berbagai media(cetak dan elektronik) yang berupa soft copy ayaupun yang berwujud karya sastra jadi. Agar peneliti tidak terfokus apada salah satu tokoh saja, padahal masih banyak lagi tokoh yang (mungkin) lebih layak untuk dikaji maha karyanya.[12] Dan selanjutnya dilakukan seleksi untuk menentukan siapakah tokoh yang layak menjadi objek kajiannya.
d.   Dari sekian banyak tokoh itu dibuat peringkat ketokohannya berdasarkan karya yang ditulis, pandangan orang dan masyarakat luas tentang tokoh tersebut, dan tentu expert judgement peneliti sendiri.
Peneliti bisa membuat ranking/ predikatisasi dari kesekian tokoh tersebut selanjutnya tokoh yang paling atas dijadikan sebagai objek kajian. Namu demikian juga tetap harus mengantisipasi bilamana tokoh yang dimaksud sangat langka karya-karyanya serta pustaka yang membahas tentang tokoh tersebut.
Jadi harus ada alternative pilihan bilamana tokoh pertama ditolak/ sudah pernah ada orang lain yang membahasnya terlebih dahulu. Sehingga peneliti tidak perlu memulainya dari awal lagi, kerena hal itu pasti sangat menjemukan danmembosankan. Belum lagi bilamana hal itu sampai mempengaruhi “mood”/semangat peneliti yang terlanjur membara untuk segera menuntaskan laporannya dari tokoh yang dimaksud. Kecuali bila ada factor eksternal dan hal itulah yang sangat perlu dihindari oleh seorang penelit pemula.
e.    Dibuat daftar kelebihan dan kekurangan masing-masing tokoh dalam bidang yang akan dikaji
Setelah tahap klasifikasi bidang ketokohan, peneliti harus tahu kekurangan dan kelebihan para tokoh yang dipilih agar bisa memperbandingkan satu dengan yang lainnya. Tetapi perlu diperhatikan bahwa terkadang tokoh dalam bidang kajian yang sama memilik sudut pandang serta latar belakang yang berbeda, sehingga hasil pemikirannyapun juga seringkali berbeda dan tidak jarang malah justru berseberangan.
Kondisi/ tingkatan seseorang juga sangat mempengaruhi corak pemikiran yang di ajarkan dan dimanifestasikan dalam karya-karyanya. Misalnya antara peneliti tahap pemula, menengah, dan tahap lanjutan, serta tahapan lainnya. Dalam keagamaan ada juga beberapa istilah tahapan/tingkatan yang biasa disebut dengan maqamaat.
f.     Setelah itu ditentukan tokoh yang dipilih untuk dikaji
Objek kajian ini meliputi semua aspek yang melekat pada diri sang tokoh terpilih, baik dari segi pengalaman, keilmuan, biografi, kabenaran karya, atau mungkin sanad(baca ; kesinambungan persambungan ilmu).
g.    Untuk menambah wawasan tentang tokoh dimaksud, peneliti melakukan kajian terdahulu tentang siapa saja yang pernah meneliti tokoh tersebut untuk memperoleh state of the arts.
Begitu langkah-langkah diatas telah dilewati, maka peneliti harus mencari daftar penelitian yang serupa atau hamper menyerupai tokoh dan bidang kajian yang ditelitinya. Agar tidak terjadi dianggap plagiasi/ memalsukan karya orang lain yang resikonya sangatlah besar sekali, yakini dicabut gelar yang telah disandangnya selama memperoleh predikat lulus dari lembaga pendidikannya.
h.    Memulai Studi dengan mengumpulkan data.
Setelah semua tahapan demi tahapan diatas dilalui, maka peneliti baru bisa mengumpulkan karya-karya tokoh yang dijadikan objek kajian dan data-data pendukung lainnya. Karena desain ini cenderung pada penelitian kualitatif, maka biasanya data-data dimaksud bisa diperoleh dari perpustakaan, internet, ataupun hal-hal lain yang mencakup kajian dan tokoh yang diteliti.
Beberapa langkah diatas bisa disebut juga tahapan pra-penelitian dan awal penelitian, karena merupakan langkah yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai sebuah penelitian. Adapun secara singkat alur dalam desain penelitian studi tokoh ini dapat digam,barkan dalam gambar berikut ini.[13]

Oval: Historical SettingOval: PenemuanOval: Artifak, dokumen, tradisiRekonstruksi                                   Penelaahan








 
3.      Hal-hal yang diperlukan dan Teknik penyusunan
Terkait sistematika laporan studi tokoh memang tidak ada pola yang baku. Tetapi setidaknya model berikut (diadopsi dari Furchan dan Maimun, 2005: 90-91) bisa dipakai sebagai panduan.
1.  Pendahuluan
a. Konteks Studi
b. Fokus Studi
c. Tujuan Studi
d. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Studi
e. Manfaat Studi, yang meliputi:
1) Manfaat teoretik
2) Manfaat Praktik
3) Manfaat Institusional
f. Metode Studi, meliputi :
a). Metode Perolehan Data
b). Metode Keabsahan Data
c). Metode Analisis Data
 2.  Riwayat Hidup Tokoh
a. Identitas diri
b. Riwayat Pendidikan
c. Sejarah Sosial
d. Aktivitas Terkait Bidang yang Dikaji
e. Peran Sosial dan Akademik
f. Karya yang Pernah Dihasilkan
 3. Paparan Data Studi
a. Paparan Berdasarkan Fokus Studi Pertama
b. Paparan Berdasarkan Fokus Studi Kedua, dan seterusnya
4. Pembahasan Studi
a. Pembahasan Fokus Studi Pertama
b. Pembahasan Fokus Studi Kedua, dan seterusnya
 5. Simpulan dan Saran
a. Jawaban atas Fokus Studi, yang meliputi:
1) Jawaban Substantif, yakni jawaban atas fokus masalah berdasarkan data
2) Jawaban Formal, yakni jawaban substantif yang sudah diabstraksikan  sehingga menjadi konsep.
b. Saran (kepada sang tokoh dan peneliti lebih lanjut)
 6. Daftar Pustaka

































BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Dari uraian di atas bisa dijelaskan dengan singkat bahwa desain penelitian kajian tokoh adalah sebuah desain/teknik penelitian karya ilmiah yang mendasarkan penelitian pada sejarah ketokohan seseorang yang dianggap berjasa/berperan penting dalam sebuah peradaban manusia. Atau  proses menguji dan menganalisa rekaman dan peninggalan masa lampau secara kritis mengenai permasalahn-permasalahan yang terjadi pada masa itu, dan membandingkannya dengan relita kedaan di saat sekarang ini.
Adapun langkah metodologis penyusunan penelitian kajian tokoh adalah seperti dalam baga berikut ini.







Oval: Artifak, dokumen, tradisi
Oval: Historical Setting
Oval: Penemuan
 
                    Rekonstruksi                                 Penelaahan






 


Sedangkan sistematika penyusunan laporannya adalah sebagai berikut ; 1) Pendahuluan, 2) Riwayat hidup Tokoh, 3) Paparan data Studi, 4) Pembahasan studi, 5) Kesimpulan dan Saran, 6) Daftar Pustaka, yang masing-masing poin memiliki sub pembahasan lagi.
2.      Kritik dan Saran
Sebagai seorang peneliti pemula, penulis yakin masih banyak kekurangan di berbagai tempat dalam makalah ini, mulai dari teknis penulisan, ejaan baku, penulisan tanda baca, dan hal-hal lain terkait teknis dan non-teknis. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar kedepan bisa lebih baik dan lebih sempurna.







DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.S.I, Sekilas Tentang Study Tokoh Dalam Penelitian, 2010 Bandung : Tri Bhakti.
Muhammad Nurhakim, Metodologi Studi Islam, 2005, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang  Press
Soerjono Soekanto, Sosiologi Seboah Pengantar, 2005, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, 1994, Bandung: Mizan.
Muhammad Natsir, Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, 1995, Bandung: mizan
Nur Cholis Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna Dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, 1998, Jakrata: Paradigma
Aji Damanhuri, M.E.I, Metodologi Penelitian Mu’amalah,2010, Ponorogo : STAIN Ponorogo Press.
Drs. Kasiram, Mohammad, Metodologi Penelitian Kuantitatif- Kualitatif, 2008, Malang : UIN Malang Press
Yaitu Qaul Al- Qadim Dan Qaul Al- Jadid, dimana antara pendapat pertama dan kedua Imam Al- Syafi’I bertempat pada daerah yang berbeda, yakni di Bashrah dan Mesir. ( di ambil dari beberapa sumber)
Drs. Hakim, Abd, Atang, MA, Metodologi Studi Islam, 2002,Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muchtar, Affandi, Menuju Penelitian Keagamaan Dalam Perspektif Penelitian Social, 1996, Cirebon: Fak. Tarbiyyah IAIN. Sunan Gunung Djati.
Muh. Utsman, Ilmu Mushthalahul Hadith: Kodifikasi Hadith, 1998, Surabaya: Pustaka Pelajar.


[1] Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.S.I, Sekilas Tentang Study Tokoh Dalam Penelitian,2010 (Bandung : Tri Bhakti) 12
[2] Muhammad Nurhakim, Metodologi Studi Islam,2005, (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang  Press) 27
[3] Soerjono Soekanto, Sosiologi Seboah Pengantar,2005 (Jakarta : Raja Grafindo Persada) hal 410-411
[4] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat,1994 (Bandung: Mizan) 390
[5] Muhammad Natsir , Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah,1995,( Bandung: mizan) 32. Lihat pula Nur Cholis Madjid, Islam Agama Peradaban : Membangun Makna Dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, 1998, (Jakrata : Paradigma) hal 36
[6] Aji Damanhuri, M.E.I, Metodologi Penelitian Mu’amalah,2010( Ponorogo : STAIN Ponorogo Press) 46-47
[7] Drs. Kasiram, Mohammad, Metodologi Penelitian Kualntitatif- Kualitatif,2008, (Malang : UIN Malang Press) hal 54
[8] Yaitu Qaul Al- Qadim Dan Qaul Al- Jadid, dimana antara pendapat pertama dan kedua Imam Al- Syafi’I bertempat pada daerah yang berbeda, yakni di Bashrah dan Mesir. ( di ambil dari beberapa sumber)
[9] Drs. Hakim, Abd, Atang, MA, Metodologi Studi Islam,2002,(bandung : Remaja Rosdakarya) 45
[10] Muchtar, Affandi, Menuju Penelitian Keagamaan Dalam Perspektif Penelitian Social, 1996, (Cirebon : Fak. Tarbiyyah IAIN Sunan Gunung Djati) hal 32
[11] Muh. Kasiram, Metodologi Penelitian…..op. cit
[12] Muh. Utsman, Ilmu Mushthalahul Hadith : Kodifikasi Hadith, 1998,( Surabaya: Pustaka Pelajar) 75
[13] Aji Damanhuri, Metodologi Penelitian….op. cit 47

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AMALIYAH NAHDLIYAH (Nahdlotul Ulama')

MAKALAH PERKEMBANGAN AGAMA PADA MASA DEWASA

DELIK PERCOBAAN, PENYERTAAN, DAN PERBARENGANAN PIDANA DALAM KUHP