TUNTUNAN PRAKTIS MANASIK UMROH
IBADAH UMROH
Bagi seseorang yang akan menjalankan ibadah UMROH, hendakna
memperhatikan empat hal yang menjadi penentu ibadahnya sah menurut fiqh
dan/atau ibadahnya lebih sempurna menurut tuntunan syari’at. Empat hal
tersebut, ialah : Rukun, Wajib dan Sunnah-sunnah UMROH
serta hal-hal yang merupakan larangan bagi orang yang sedang ihrom.
1.
Rukun UMROH ialah amalan yang harus dilakukan oleh orang
yang sedang UMROH, dimana UMROH tidak sah kecuali melakukan amalan itu, yaitu:
a.
NIAT IHROM,
b.
THAWAF,
c.
SA’I,
d.
CUKUR (TAHALLUL) DAN
e.
TERTIB.
|
Ibadah umroh dimulai dengan niat, ketika seseorang
sudah dalam posisi mengenakan pakaian ihrom, dilanjutkan dengan thawaf,
kemudian sa’iy dan diakhiri dengan cukur (tahallul)
Niat ihrom
dilakukan di miqot, tempat memulai ibadah Umroh, sedangkan thawaf
dan sa’iy dilakukan di masjidil haram serta cukur
boleh dilakukan di masjidil haram atau di tempat lain.
2.
Wajib UMROH ialah amalan yang jika tertinggal harus
mengganti dengan membayar dam atau Fidyah. Amalan tersebut ialah:
a.
Ihrom dari Miqot,
b.
Menjauhi larangan–larangan ihrom.
3.
Sunnah-sunnah UMROH ialah perkara,
yang apabila dilakukan dapat menambah pahala dan keutamaan ibadah UMROH, tetapi
apablia tertinggalkan tidak menjadikan UMROHnya batal atau terkena dam.
Diantara sunnah-sunnah UMROH ialah : Mandi dan memakai parfum di badan
sebelum menegenakan pakaian ihrom, shalat sunnah ihrom, membaca do’a, dzikir,
tasbih, istighfar dan membaca al-Qur’an di tempat yang ditentukan ataupun yang
tidak ditentukan.
4.
Larangan-larangan ihrom :
a.
Larangan khusus bagi lak-laki
Orang laki-laki dilarang memakai pakaian berjahit telangkup, termasuk sandal sepatu yang menutup tumit atau menutup kebanyakan ujung jari kaki. Dan dilarang juga menutup kepala atau menutup sebagian kepala.
b.
Larangan khusus bagi perempuan
Orang perempuan dilarang menutup wajah atau sebagian wajah dan dilarang pula menutup telapak tangan.
c.
Larangan bagi laki-laki dan perempuan
·
Memakai harum haruman pada badan atau pakaian atau pada alas, setelah
niat ihrom.
·
Memakai minyak rambut, termasuk minyak jenggot.
·
Mencabut atau memotong rambut atau bulu badan, atau menyisir rambut
kepala jika mengakibatkan lepasnya rambut.
·
Memotong kuku.
·
Menangkap binatang liar yang halal dimakan, walaupun hanya bagian dari
binatang itu seperti telurnya atau susunya.
·
Memotong atau mencabut tumbuh-tumbuhan.
·
Melakukan jima’ dan yang mengarah padanya.
·
Melangsungkan akad nikah baik sebagai mempelai, wali maupun sebagai
saksi nikah.
TATA CARA PELAKSANAAN IBADAH UMROH
|
A.
MANDI DAN MEMAKAI WANGI-WANGIAN DI BADAN
Sebelum memakai pakaian ihrom, disunnahkan untuk mandi besar (layaknya
orang yang mandi junub) dan memakai minyak wangi di badan. Tidak boleh memakai
minyak wangi pada pakaian yang akan digunakan untuk ihrom.
B.
SHALAT SUNNAH IHROM
Setelah berpakaian
ihrom, disunnahkan shalat sunnah ihrom
dua raka’at, kemudian setelah salam, berdo’a :
اَللَّهُمَّ اِنِّي اُحَرِّمُ نَفْسِي مِنْ كُلِّ ماَ حَرَّمْتَ عَلَى الْمُحْرِمِ فاَرْحَمْنِي ياَ اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
“YA Allah, sesungguhnya aku telah mengharamkan
diriku dari segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihrom. Maka
rahmatilah aku ya Allah yang Maha Pemberi rahmat”.
C.
NIAT IKHRAM UMROH
Rukun yang pertama dari UMROH adalah niat. Niat Ihrom UMROH artinya niat untuk masuk ke dalam kegiatan UMROH.
Niat UMROH di dalam hati merupakan rukun sedang
melafadhkan niat dengan lisan hukumnya sunnah.
|
Adapun lafadh Niat UMROH adalah :
نَوَيْتُ الْعُمْـرَةَ وَاَحْـرَمْتُ بِهـَا لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya berniat UMROH dan berihrom
dengan UMROH itu hanya karena Allah SWT.”.
Atau lafadz
:
لَبَيْكَ اللَّهُمَّ عُـمْرَةً
“Aku penuhi panggilan–Mu ya
Allah dengan UMROH”
D.
MEMPERBANYAK BACAAN TALBIYAH
Selama dalam perjalanan menuju ke kota Mekah,
untuk melaksanakan rukun Umroh, yaitu : Thawaf, Saiy dan Cukur,
sepanjang perjalanan, hendaknya memperbanyak membaca talbiyah. Adapun bacaan talbiyah, ialah sebagai berikut
:
لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَـــرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ
الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ
اِناَّ نَسْـأَلُكَ رِضاَكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ
سَخَطِكَ وَالناَّر، رَبَّناَ آَتِناَ
فِي الدُّنْياَ حَسَنَة, وَفِي اْلآَخِرَةِ حَسَنَة, وَقِناَ
عَذاَبَ الناَّرِ.
|
“Aku datang memenuhi panggilan–Mu ya Allah, Aku datang memenuhi
panggilan–Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan–Mu. Sesungguhnya segala puji,
nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik–Mu. Tidak ada sekutu bagi–Mu. Ya
Allah, Limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad dan
keluarganya. Ya Allah Kami memohon ridha–Mu dan surga, dan kami berlindung kepada–Mu
dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka. Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami
kebaikan dunia dan kebaikan akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka”.
E.
MEMASUKI TANAH HARAM
Ketika mulai memasuki tanah haram, maka disunnahkan membaca do’a masuk
tanah haram sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ هَذاَ
حَرَمُكَ وَاَمْنـُكَ فَحَرِّمْ
لَحْمِي وَدَمِي وَشَعْرِي وَبَشَرِي عَلَى الناَّرِ وَءَآمِنِّي
مِنْ عَـذاَبِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ
عِباَدَكَ وَاجْعَلْنِي مِنْ اَوْلِياَئِكَ وَاَهْلِ طاَعَتِـكَ.
|
“Ya
Allah, kota ini adalah Tanah Haram–Mu
dan tempat aman bagi–Mu, maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku
dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari
siksa–Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan kembali hamba hamba–Mu
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang dekat dan
ta’at kepada–Mu”.
F.
DO’A KETIKA SAMPAI DI HOTEL
Begitu menginjakkan kaki di halam hotel tempat akan menginap selama di
kota suci, disunnahkan membaca do’a :
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ خَيْرَهاَ وَخَيْرَ أَهْلِهاَ وَخَيْرَ ماَ فِيْهاَ.
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهاَ وَشَرِّ اَهْلِهاَ
وَشَرِّماَ فِيْهَا. أمين
“Ya Allah saya mohon kepada–Mu kebaikan negeri ini,
dan kebaikan penduduknya serta kebaikan apa-apa yang ada di dalamnya. Saya berlindung
kepada–Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan
segala sesuatu yang ada di dalamnya”.
G.
DO’A MEMASUKI MASJIDIL HARAM
Ketika telah sampai di halaman Masjidil Haram, sebelum melangkah masuk
ke dalam masjid, hendaknya membaca do’a sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّــلاَمُ وَمِنْــكَ السَّــلاَمُ وَاِلَيْكَ
يَعُــوْدُ السَّــلاَمُ فَحَـيِّناَ رَبًّناَ بِالسَّــلاَمِ وَاَدْخِلْناَ
الْجَنَّةَ داَرَ السَّــلاَمِ * تَباَرَكْتَ رَبَّناَ وَتَعاَلَيْتَ ياَ ذاَ الْجَلاَلِ
وَاْلإِكْراَمِ *
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي اَبْوَابَ
رَحْمَتِكَ* بِسْمِ اللهِ,
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ.
|
“Ya Allah Engkaulah Sember keselamatan, dan dari–Mu datangnya keselamatan dan kepada-Mu kembalinya keselamatan. Maka
hidupkanlah kami wahai Tuhan dengan selamat sejahtera, dan masukkanlah kami ke surga negeri
keselamatan. Maha banyak anugerah–Mu dan Maha Tinggi Engkau Wahai
Tuhan Pemilik keagungan dan kehormatan. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu Rahmat-Mu. (Aku masuk masjid) dengan Nama Allah, Segala
puji bagi Allah serta Shalawat dan salam atas Rasulullah”.
H.
DO’A KETIKA MELIHAT KA’BAH
Ketika memasuki masjidil haram dan mata memandang lurus
ke depan, maka akan menatap langsung ke arah ka'bah. Ketika itu
disunnahkan untuk membaca do'a :
اَللَّهُمَّ زِدْ هَذاَ الْبَيْتَ تَشْرِيْفاً وَتَعْظِيْماً وَتَكْرِيْماً وَمَهاَبَة, وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ
وَعَظَّمَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ اَوِّ
اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفاً وَتَكْرِيْماً وَبِرًّا.
|
“Ya Allah Tambahkanlah kepada
Baitullah ini kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kewibawaan. Dan tambahkan
pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya dari mereka
yang berHAJI atau berUMROH dengan kemuliaan, keagungan kehormatan
dan kebaikan”.
I.
DO’A KETIKA MELINTAS DI DEKAT MAQAM IBRAHIM
Ketika sedang melintasi maqam Ibrahim, baik
dalam keadaan thawaf maupun tidak, membaca
do’a :
رَبِّ اَدْخِلْنِي
مُدْخَلَ صِدْقٍ وَاَخْرِجْنِي
مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ سُلْطاَناً نَصِيْرًا.
وَقُلْ جاَءَ الْحَـقُّ وَزَهَقَ
الْباَطِلُ اِنَّ الْباَطِلَ كاَنَ زَهُوْقاً.
|
Ya Tuhanku masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah aku
secara keluar yang benar, berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang
menolong. Katakan (Wahai Muhammad) Yang benar telah datang dan yang batil
telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
J.
THAWAF
Dalam kegiatan UMROH, Thawaf merupakan salah satu Rukun UMROH. Sedangkan yang dimaksud dengan thawaf ialah
berjalan mengelilingi Ka’bah dimulai dari arah Hajar Aswad
sampai di arah Hajar Aswad kembali, sebanyak tujuh kali putaran, dengan
memenuhi syarat-syarat tertentu.
|
1. Syarat sah Thawaf
a.
Suci dari najis, badan dan pakaiannya.
b.
Suci dari hadats besar maupun hadats kecil.
c.
Menutup aurat.
d.
Berada di dalam Masjidil Haram.
e.
Berada di luar Ka’bah.
f.
Mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran.
g.
Posisi Ka’bah selalu berada di sebelah kiri badan.
h. Thawaf diawali dan diakhiri di arah Hajar
Aswad.
CATATAN :
Karena salah satu syarat
sahnya thawaf adalah suci dari hadats besar dan hadats kecil, maka Perempuan
yang sedang haidh thawafnya harus ditunda, menunggu sampai suci haidhnya, dan
tidak boleh tahallul, yakni tetap menjaga ihromnya sampai dia bisa
menyelesaikan thawaf dan sa’i.
|
Jika seseorang yang sedang menjalankan thawaf, kemudian anggota
tubuhnya menyentuh bagian Ka’bah atau dinding pagar hijir
Isma’il atau kakinya menentuh bagian dari sya dzarwan
(pondasi ka’bah), maka thawafnya tidak sah.
|
2.
Tata cara thawaf
Dalam pelaksanaan thawaf, baik thawaf wajib maupun thawaf sunnah,
dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Di dalam thawaf UMROH dan thawaf
Qudum, orang laki-laiki disunnahkan
mengenakan selindangnya dengan ithiba’ yaitu pertengahan
selendang diletakkan di bawah pundak kanan, dan kedua ujung selendang
bersimpangan di atas pundak kiri.
Untuk
selain thawaf UMROH dan Qudum, tidak perlu
demikian.
b. Ketika memulai thawaf orang laki-laki disunnahkan mencium
hajar aswad, orang permpuan tidak, kecuali dalam keadaan sepi.
c. Ketika memulai putaran pertama,
Untuk
Thawaf UMROH dan Thawaf
Ifadlah, tidak perlu niat, tetapi untuk thawaf yang lain ketika memulai
thawaf harus disertai niat dalam hati, misalnya:
نَوَيْتُ
الطَّواَفَ تَطَوُّعاً لِلَّهِ تَعَالَى
“Aku niat thawaf tathawwu’ karena Allah”
·
Memulai dari arah Hajar Aswad, Menghadap Ka’bah,
kemudian isyarah dengan mengangkat tangan kanan ke arah Hajar Aswad,
sambil mengucapkan :
بِسْمِ اللهِ وَالله
اَكْبَرُ
·
Kemudian telapak tangan dikecup (sebagai ganti mencium hajar aswad), lalu membaca do’a dan mulai thawaf,
mengelilingi ka’bah.
·
Ketika sampai di arah Rukun
Yamani, menengokkan wajah ke arah Rukun Yamani isyarat dengan mengankat
telapak tangan sambil membaca :
بِسْمِ
اللهِ وَالله اَكْبَرُ
·
tapi telapak tangan tidak dikecup, kemudian membaca do’a :
رَبَّناَ
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. وَاَدْخِلْنَا الجَنَّةَ مَعَ الاَبْرَارِ, يَاعَزِيْزُ يَا غَفَّارُ
يَا رَبَّ العَالَميْنَ.
·
Untuk putaran selanjutnya, dimulai dari arah sudut Hajar Aswad lagi, dengan menengokkan wajah ke
arah Hajar Aswad; dan memberi isyarah dengan mengangkat tangan kanan sambil mengucap :
بِسْمِ اللهِ وَالله اَكْبَرُ
·
Kemudian telapak tangan dikecup, lalu membaca do’a untuk memulai thawaf.
3.
Do’a thawaf untuk masing-masing putaran
·
Do’a putaran 1
سُبْحَانَ
اللهِ وَالحَمْدُ للهِ وَلاَاِلهَ الاَّ اللهُ واللهُ أَكْبَرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ. وَالصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ. اللَّهُمَّ اِيْمَاناً بِكَ,
وَتَصْدِيْقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ واِتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ. اللَّهمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ العَفْوَ
وَالعاَفِيَّةَ وَالمُعَافَةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا
وَالاَخِرَةِ وَالفَوْزَ بِالجَنَّةِ وَالنَجَاةَ مِنَ النَّارِ.
·
Do’a putaran 2
اللَّهُمَّ
اِنَّ هَذَا البَيْتَ بَيْتُكَ والحَرَمَ حَرَمُكَ وَالاَمْنَ أَمْنُكَ وَالعَبْدَ
عَبْدُكَ وَأَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَهَذَا مَقَامُ العَائِذِ بِكَ مِنَ
النَّارِ, فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَتَنَا عَنِ النَّارِ. اَللَّهُمَّ
حَبِّبْ اِلَيْنَا الاِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا
الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللَّهُمَّ
قِنَا مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ. اَللَّهُمَّ ارْزُقْناَ
الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ.
·
Do’a putaran 3
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّكِّ وَالشِّرْكِ وَالشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ
وَسُوْءِ الاَخْلاَقِ وَسُوْءِ المَنْظَرِ وَالمُنْقَلَبِ فِى المَالِ وَالاَهْلِ
وَالوَلَدِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ رِضَاكَ وَالجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ
مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ
القَبْرِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ.
·
Do’a putaran 4
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا
وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ. يَاعَالِمَ مَا فِى
الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ
مَوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ
وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالفَوْزَ بِالجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ
النَّارِ. رَبَّنَا قَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا
أَعْطَيْتَنَا وَاخْلُفْ عَلَيْنَا كُلَّ غَائِبَةٍ لَنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ.
·
Do’a putaran 5
اَللَّهُمَّ
أَظِلَّنَا تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلُّكَ وَلاَ بَاقِيَ إلاَّ
وَجْهُكَ وَاسْقِنَا مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شُرْبَةً هَنِيْئَةً مَرِيْئَةً لاَنَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا.
اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْئَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَئَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ
مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
اسْتَعَذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ الجَنَّةَ وَنَعِيْمَهَا وَمَا يُقَرِّبُنَا
إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
وَمَا يُقَرِّبُنَا إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ عَمَلٍ.
·
Do’a putaran 6
اَللَّهُمَّ
إِنَّ عَلَيْنَا حُقُوْقًا كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ وَ حُقُوْقًا
كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ. اَللَّهُمَّ مَا كَانَ لَكَ
مِنْهَا فَاغْفِرْهُ لَنَا وَمَا كَانَ لِخَلْقِكَ فَتَحَمَّلْهُ عَنَّا. وَأَعِنَّا
لِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَمِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَّتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ
سِوَاكَ, يَاوَاسِعَ المَغْفِرَةِ. اَللَّهُمَّ إنَّ بَيْتَكَ عَظِيْمٌ,
وَوَجْهَكَ كَرِيْمٌ, وَأَنْتَ يَااللهُ حَلِيْمٌ كَرِيْمٌ عَظِيْمٌ تُحِبُّ
العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا.
·
Do’a putaran 7
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسَئَلُكَ إيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا
وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً قَبْلَ المَوْتِ وَرَحْمَةً
عِنْدَ المَوْتِ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ المَوْتِ وَالعَفْوَ عِنْدَ
الحِسَابِ وَالفَوْزَ بِالجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ بِرَحْمَتِكَ
يَاعَزيْزُ يَاغَفَّارُ. رَبَّنَا زِدْنَا عِلْمًا وَألْحِقْنَا بِالصَالحِيْنَ.
4. Ibadah Sunnah dan Do’a Setelah Thawaf
Setelah selesai melaksanakan thawaf, sebelum melakukan sa’i,
ada beberapa ibadah sunnah, yang bisa dilakukan, antara lain:
·
Shalat sunnah ba’diyah thawaf di belakang Makam Ibrahim,
·
Berdo’a di Multazam,
·
Shalat sunnah di dalam Hijir Isma’il
a. Do’a setelah selesai shalat sunah 2 rakaat di
belakang maqam Ibrahim Alaihis Salam,
اَللَّهُمَّ
اَناَ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ, اَتَيْـتُكَ بِذُنُوْبٍ
كَثِيْرَةٍ وَاَعْمَالٍ سَيِّئَةٍ. وَهَذاَ مَقَامُ
الْعاَئِذِ بِكَ مِنَ الناَّرِ, فَاغْفِرْ لِي اِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
اَللَّهُمَّ
لاَ تَدَعْ لَناَ فِي مَقاَمِناَ هَذاَ ذَنْباً اِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا
اِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حاَجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْياَ وَاْلاَخِرَةِ اِلاَّ
قَضَيْتَهاَ وَيَسَّرْتَهاَ فَيَسِّرْ اُمُوْرَناَ وَاشْرَحْ صُدُوْرَناَ
وَنَوِّرْ قُلُوبَناَ وَاخْتِمْ بِالصَّالِحَاتِ اَعْمَالَناَ. اَللَّهُمَّ
اَحْيِناَ مُسْلِمِينَ وَتَوَفَّناَ مُسْلِمِينَ وَالْحِقْناَ بِالصَّالحِينَ.
“Ya Allah, Aku ini hamba-Mu, dan anak dari hamba-Mu. Aku
datang kepada-Mu dengan membawa dosa yang banyak, dan amal perbuatan yang
jelek, sedang tempat ini adalah tempat orang yang berlindung kepada-Mu dari siksa neraka. Maka ampunilah aku, sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
“Ya Allah jangan kau biarkan di tempat kami ini suatu dosa kecuali
Engkau ampunkan, suatu kesusahan hati kecuali Engkau lapangkan, suatu hajat
keperluan dari hajat dunia dan akhirat kecuali Engkau penuhi dan mudahkan. Maka
mudahkanlah urusan-urusan kami, lapangkanlah dada kami, terangilah hati kami,
dan sudahilah amal-amal kami dengan amal-amal yang baik. Ya Allah hidupkanlah kami
dengan keadaan muslim, matikanlah kami dengan keadaan muslim, dan masukkanlah
kami dalam golongan orang-orang yang shalih”.
b. Do’a di
Multazam (tempat diantara rukun hajar
aswad dan pintu ka’bah)
اَللَّهُمَّ
لَكَ الْحَمْدُ حَمْداً يُوَافِي نِعَـمَكَ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَكَ
أَحْمَدُكَ بِجَمِيْعِ مَحاَمِدِكَ ماَ عَلِمْتُ مِنْهاَ وَماَ لَمْ
اَعْلَمُ, عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِكَ ماَ عَلِمْتُ
مِنْهاَ وَماَ لَمْ اَعْلَمْ, وَعَلَى كُلِّ
حَالٍ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ مُحَمَّدٍ.
اَللَّهُمَّ اَعِذْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَاَعِذْنِي مِنْ
كُلِّ سُوْءٍ. وَقَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي وَباَرِكْ لِي فِيْهِ،
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ اَكْرَمِ وَفْدِكَ عَلَيْكَ, وَاَلْزِمْنِي سَبِيْـلَ
اْلاِسْتِقَامَةِ حَتَّى اَلْقاَكَ ياَ رَبَّ الْعاَلَمِيْنَ.
c. Do’a setelah
Shalat Sunah 2 Rekaat di Hijir Isma’il,
di antara yang ma’tsur di tempat
ini ialah.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ . اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَناَ عَبْدُكَ وَاَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَ
وَعْدِكَ ماَ اسْتَطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ ماَ صَنَعْتُ.
اَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَاِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ. اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ ماَسَأَلَكَ
عِباَدُكَ الصَّالِحُوْنَ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَـرِّ ماَ اسْتَعَذَ مِنْهُ
عِباَدُكَ الصَّالِحُوْنَ.
d. Do’a ketika minum air Zamzam
اَللَّهُمَّ
اِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْماً ناَفِعاً وَرِزْقاً وَاسِعًا
وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ داَءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
“Ya Allah, aku memohon kepada
Engkau; ilmu yang bermanfa’at, rizki yang lapang, pengobatan dari segala
penyakit. Atas kasih sayang-Mu wahai Tuhan Yang Sangat Penyayang”.
K.
KEGIATAN SA’I
Yang dimaksud dengan Sa’i
ialah berjalan diantara bukit Shofa dan bukit Marwah 7
kali perjalanan dengan syarat-syarat tertentu.
|
1. Hukum sa'i
Sa’i
merupakan salah satu rukun UMROH, juga merupakan salah satu rukun Haji.
2. Tata cara sa’i
Baik sebagai pelaksanaan dari rukun HAJI, maupun rukun UMROH, tata cara
sa'i adalah sebagai berikut:
a. Sa’i dilakukan harus setelah selesai Thawaf.
b. Orang laki-laki disunnahkan naik ke bukit Shafa sedang orang perempuan boleh dibawah
bukit, lalu menghadap Ka’bah dan berdo’a.
c.
Kemudian berjalan menuju bukit Marwah sambil membaca do’a.
d. Sampai di Marwah menaiki bukit Marwah, menghadap Ka’bah dan berdo’a seperti ketika
di atas bukit shafa.
e.
Setelah itu berjalan lagi kembali ke Shafa sambil berdo’a.
f.
Begitu seterusnya sampai tujuh kali perjalanan, yakni empat kali dari Shafa ke bukit Marwah dan
tiga kali dari Marwah ke bukit Shafa.
Dan berakhir di Marwah.
g.
Orang laki-laki disunnahkan berlari-lari
kecil (ngincik) di antara dua
pilar hijau, orang perempuan tidak.
3. Do’a Sa’i
a. Bacaan ketika mendaki bukit Shofa dan Marwah.
اِنَّ
الصَّفاَ وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعاَئِرِ اللهِ
فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِاعْتَمَرَ فَلاَ جُناَحَ عَلَيْهِ اَنْ
يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَاِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ.
“Sesungguhnya Safa dan Marwah
sebagian dari syiar Allah, Maka barang siapa berhajji ke Baitullah atau berUMROH,
tiada dosa atasnya berkeliling diantara keduanya. Dan barangsiapa mengerjakan sesuatu
kebaikan dengan kerelaan hatinya, maka Allah Maha menerima kebaikan lagi Maha
Mengetahui”.
b. Do’a ketika berada di bukit Shofa dan di bukut
Marwah.
Orang laki-laki disunnahkan naik di atas bukit dan orang perempuan
boleh di bawah bukit. Disunnahkan berdiri menghadap Ka’bah dengan berdo’a,
antara lain:
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْدُ. اَللهُ
اَكْبَرُ عَلَى ماَ هَدَاناَ وَالْحَمْدُ ِللهِ عَلَى مَااَوْلاَناَ لاَاِلَـهَ
اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ بِيَــدِه ِالْخَيْرُ
وَهُوَ عَلَى كُــلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ
وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِياَّهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ
قُلْتَ اُدْعُوْنِي اَسْتـَجِبْ لَكُمْ وَاِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
وَاِنِّي اَسْألُكَ كَمـاَ هَدَيْتَنِي لِلاِسْلاَمِ اَنْ لاَ تَنْزِعَهُ
مِنِّي حَتَّى تَوَفاَّنِي وَاَناَ مُسْلِمٌ.
“Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, Allah Maha Besar. Bagi Allah segala puji. Allah Maha Besar atas apa yang
menjadi petunjuk-Nya kepada kami. Segala
puji bagi Allah atas karunia yang telah diberikan-Nya kepa kami. Tidak ada
Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia
yang menghidupkan dan mematikan. Pada kekuasaan-Nya segala kebaikan. Dan Dia
berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah. Dia telah melangsungkan
segala janji-Nya, dan menolong
hamba-Nya dan Dia telah menghancurkan musuh-Nya dengan sendiri-Nya. Tiada Tuhan
selain Allah Dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Dengan memurnikan
kepatuhan kepada-Nya walaupun para orang kafir membenci. Ya Allah sesungguhnya Engkau telah berfirman : Berdo’alah kepada-Ku,
tentu Aku akan kabulkan untukmu. Dan sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi
janji. Kami memohon kepada-Mu, sebagaimana Engkau telah tunjukkan aku untuk Islam, maka (aku mohon) agar tidak
Engkau cabut Islam dariku sehingga Engkau matikan aku sebagai orang muslim”.
c.
Do’a di perjalanan sa’i ketika melewati PAL HIJAU dari
Shafa ke Marwah dan sebaliknya dari Marwah ke Shafa
رَبِّ
اغْفِـرْ وَارْحَـمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا
تَعْلَمْ, اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا لاَ نَعْلَمُ. اِنَّكَ اَنْتَ اللهُ اْلاَعَزُّ
اْلاَكْرَمُ.
Ya Allah
ampunilah, sayangilah, berilah kesejehteraan, muliakanlah dan hapuskanlah
segala (dosa) yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Mulia dan Maha Pemurah.
d. Do’a setelah selesai sa’i di bukit Marwah
menghadap kiblat
اَللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنَّا وَعاَفِناَ وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ
أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَ تَكِــلْناَ. وَعَلَى اْلاِيْمَانِ وَاْلاِسْلاَمِ
الْكَامِلَيْنِ. وَتَوَفَّناَ وَاَنْتَ رَاضٍ عَنَّا اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِي
بِتَرْكِ الْمَعَاصِي اَبَدًا. وَارْحَمْنِي اَنْ اَتَكَلَّفَ ماَ لاَ يَعْنِيْنِي
وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيْماَ
يُرْضِيْكَ عَنِّي ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Allah terimalah ibadah kami, berilah perlindungan
kepada kami, ampunilah kesalahan kami, berilah pertolongan kepada kami untuk
taat dan bersyukur kepada-Mu, Janganlah Enkau jadikan kami bergantung selain kepada-Mu, Matikanlah kami dalam iman
dan islam yang sempurna sedang Engkau ridha kepadaku. Ya Allah, rahmatilah kami
untuk meninggalkan semua kamaksiyatan selamanya., dan rahmatilah kami untuk
tidak berbuat sesuatu yang tidak berguna. Karuniakanlah kepada kami sikap
pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat Kamu Engkau ridha terhadap kami.
Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.
L.
CUKUR/POTONG RAMBUT/TAHALLUL UMROH
Bercukur bagi orang laki-laki dan memotong rambut bagi orang
perempuan minimal tiga helai rambut adalah rukun UMROH yang terakhir.
Yang sekaligus sebagai tahallul dari UMROH. Artinya bahwa orang yang
beribadah UMROH, yang telah bercukur telah terbebas dari segala larangan UMROH.
|
1. Tata cara bercukur / potong rambut
Orang laki-laki hendaknya bercukur mendahulukan rambut kepala bagian
kanan kemudian bagian yang kiri. Minimal potong rambut tiga helai. Orang
perempuan tidak cukur cukup memotong
ujung rambut minimal 3 helai rambut.
Bagi orang yang tidak mempunyai rambut di kepala, harus memperagakan
seolah-olah bercukur, dengan
memperjalankan alat cukur (missalnya pisau) pada kepalanya, tetapi tidak boleh sampai
melukai kulit kepala.
2. Yang mencukur dan tempat bercukur
Mencukur boleh dilakukan sendiri ataupun minta tolong kepada orang
lain. Tempat bercukur di mana saja boleh. Tidak harus di Marwah setelah selesai
sa’iy, tetapi belum boleh tahallul kalau belum bercukur.
3. Do’a ketika akan memulai memotong rambut, kalau
lupa boleh sesudahnya
اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى ماَ
هَدَاناَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى ماَ اَنْعَمَناَ بِهِ عَلَيْناَ، اَللَّهُمَّ
هَذِهِ ناَصِيَتِي فَتَقَبَّلْ مِنِّي وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي، اَللَّهُمَّ اَثْبِتْ
لِي بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً وَامْحُ عَنِّي بِهاَ سَيِّئَةً وَارْفَعْ لِي بِهاَ عِنْدَكَ دَرَجَةً.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِكُلِّ شَعْرَةٍ نُوْراً يَوْمَ اْلقِياَمَةِ. اَللَّهُمَّ حَـرِّمْ شَعْرِي وَبَشَرِي وَسَائِرَ جَسَدِي عَلَى
النَّارِ، وَءاَمِنِّي مِنْ عَذَابِكَ, وَاجْعَلْنِي مِنْ اَوْلِياَئِكَ وَاَهْلِ
طَاعَتِكَ.
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah atas pemberian
petunjuk kepada kami. Segala puji bagi
Allah atas pemberian nikmat kepada kami. Ya Allah ini ubun-ubunku maka
terimalah (amal ibadah) dariku, dan ampunilah dosa-dosaku. Berilah pahala
untukku dari setiap satu rambut dengan satu kebajikan, dan hapuslah dengan
setiap satu rambut satu keburukan. Dan tinggikan untukku dengan setiap satu
rambut satu derajat di sisi-Mu Ya Allah Jadikanlah untuk tiap satu rambut satu
cahaya di hari kiyamat. Ya Allah Hindarkanlah rambutku, kulitku, dan seluruh
tubuhku dari siksa
neraka, selamatkan aku dari siksa-Mu, jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang dekat kepada-Mu dan ahli ta’at kepada-Mu.
4. Do’a dibaca setelah potong rambut :
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي قَضَى عَناَّ مَناَسِكَــناَ. اَللَّهُمَّ زِدْناَ اِيْماَناً وَيَقِيْناً
وَعَوْناً وَاغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِماَتِ.
Segala
puji bagi Allah yang telah menyelesaikan manasik kmi, Ya Allah tambahkanlah ke
pada kami iman, keyakinan, dan pertolongan ( Mu ). Dan ampunilah kami, kedua
orang tua kami, dan seluruh muslimin dan muslimat.
Sudah selesai pelaksanaan ibadah UMROH. Apabila menghendaki dapat
memperbanyak ibadah sunah, seperti shalat, membaca al-qur’an dan i’tikaf di
dalam masjidil haram, atau kembali lagi ke miqot untuk memulai ihrom umroh
kembali untuk yang kedua atau ke sekian kalinya.
|
Wallahu A’lam Bis-Showabi
Walhamdulillah Rabbil ‘Alamien
Komentar
Posting Komentar