PERJALANAN KE TANAH SUCI
PERJALANAN KE TANAH SUCI
A.
PENDAHULUAN
Hal-hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang
yang akan melakukan perjalanan ibadah pergi pulang ke dan dari tanah suci,
misalnya dari tanah air ke Makkah atau Madinah, dari Madinah ke Makkah atau
sebaliknya, dari Makkah atau Madinah ke ke tanah air, dan sebagainya, ialah :
1.
Ibadah dan do’a-do’a menjelang keberangkatan dan selama di perjalanan.
2.
Pelaksanaan shalat wajib selama di perjalanan.
3.
Pelaksanaan shalat sunnah selama dalam perjalanan.
Hal-hal penting di atas berlaku juga untuk setiap
melakukan perjalanan jauh dengan niat baik, seperti berdagang, silaturrohmi,
ziarah dan lain sebagainya.
B.
IBADAH DAN DO’A MENJELANG KEBERANGKATAN DAN SELAMA
DI PERJALANAN
1. Shalat sunnah safar, dua raka'at :
Bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan
jauh, disunnahkan shalat dua raka’at. Shalat ini disebut dengan shalat sunnah
mutlak dengan niat di dalam hati, akan keluar rumah untuk bepergian atau niat shalat
sunnah safar.
a. Niat shalat sunnah safar :
أُصَلِّى
سُنَّةً لِلسَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى.
|
b. Bacaan dalam shalat :
Pada
raka’at pertama setelah membaca fatihah, membaca surat “Al-Kafirun”
dan pada raka’at ke dua, setelah membaca fatihah, membaca surat “Al-Ihlash”.
c.
Dzikir
dan do’a setelah shalat :
Setelah
salam, disunnahkan untuk membaca ”ayat kursi” dan surat ”al-quraisy”,
kemudian berdo’a sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ
اِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ وَبِكَ اعْتَصَمْتُ. اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْ ماَ هَمَّنِي
وَماَ لاَ اَهْتَمُّ لَهُ. اَللَّهُمَّ زَوِّدْنِي
التَّقْوَى وَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِي.
|
“Ya Allah hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu aku
berpegang teguh. Ya Allah lindungilah aku dari sesuatu yang menyusahkan aku dan
sesuatu yang tidak aku perlukan. Ya Allah bekalilah aku dengan takwa dan
ampunilah dosaku”.
2. Do’a keluar rumah sebelum berangkat :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ
اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. بِسْمِ
اللهِ آَمَنْتُ بِاللهِ. بِسْمِ اللهِ تَوَجَّهْتُ اِلَى
اللهِ. بِسْمِ اللهِ اعْتَصَمْتُ بِاللهِ . بِسْمِ
اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ .
وَلاَحَـوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ
بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ .
|
"Ya Allah berikan Rahmat kepada Nabi Muhammad Nabi yang ummy dan kepada
keluarga dan para sahabatnya semua. Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah.
Dengan nama Allah aku menghadap kepada Allah Dengan nama Allah aku berlindung
kepada Allah Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah Tidak ada daya
uapaya dan tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Luhur dan Maha
Agung".
3. Do’a
setelah duduk di kendaraan :
بِسْمِ اللهِ مَجْرَا ـهاَ وَمُرْساَ هاَ اِنَّ رَبِّيْ
لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
|
Dengan nama Allah di
waktu berangkat dan di waktu berlabuh. Sesung guhnya Tuhanku benar-benar Maha
pengampun lagi Maha Penyayang.
4. Do’a ketika kendaraan mulai berangkat :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ. سُبْحاَنَ الَّذِي سَخَّرَ لَناَ هَذاَ وَماَ كُناَّ لَهُ
مُقْرِنِيْنَ. وَاِناَّ اِلَى رَبِّناَ لَمُنْقَلِبُوْنَ.
|
Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar. Maha Suci Allah yang telah menggerakkan untuk kami kendaraan ini, pada
hal kami tidak kuasa untuk menggerakkannya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan
kamilah kami akan kembali.
5. Do’a ketika sampai di tempat tujuan
Doa berikut ini dipanjatkan kepada Alah SWT, pada
setiap menginjakkan kaki di tempat tujuan. Do’a ini tidak hanya baik dilakukan
ketika bepergian ke tanah suci saja, tetapi dilakukan pada setiap menginjakkan
kaki di tempat yang baru saja dikenal.
Do’a yang dimaksud ialah sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ
اِنِّي اَسْاَلُكَ خَيْرَهاَ. وَخَيْرَ اَهْلِهاَ. وَخَيْرَ ماَ فِيْهاَ
وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهاَ. وَشَرِّ اَهْلِهاَ. وَشَرِّ ماَ فِيْهاَ.
|
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan
negeri ini, kebaikan penduduknya dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini, kejahatan penduduknya dan
kejahatan apa yang ada di dalamnya”.
6. Do’a saat datang dari Hqji atau ibadah Umroh.
Pulang Haji atau
Umroh, dianjurkan ke masjid dulu sebelum ke rumah, untuk melakukan sholat 2
rekaat sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah salam berdo’a :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لاَ
يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ اَبَداً
نَحْمَدُكَ اَللَّهُمَّ بِمَناَسِكِناَ اَداَءً وَبِسُنَّةِ نَبِيَّكَ
اِتِّباَعاً تَوْباً تَوْباً تَوْباً لِرَبِّناَ اَوْباً لاَيُغاَدِرُ حَوْباً اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِمَنْ
اِسْتَغْفَرْناَ لَهُ مِنْ اَهْلِ بَيْتِناَ وَاِخْواَنِناَ. وَجَمِيْعِ
الْمُسْلِمِيْنَ واَلْمُسْلِماَتِ ياَ عَزِيْزُ ياَ غَفّاَرُ بِرَحْمَتِكَ ياَ
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
|
Dengan
nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala puji haya bagi Allah tidak
akan pernah mati dan tidak sirna
selamanya. Kami memujimu ya Allah atas ibadah manasik (haji) yang telah kami
selesaikan, dan atas sunnah Nabi-Mu yang telah kami jalani, Kami bertaubat,
Kami bertaubat, Kami bertaubat,kepada Tuhan kami berharap taubat kami diterima,
kami tidak akan mengulangi dosa dosa lagi. Ya Allah ampunilah kami dan
orng-orng yang kami mintakan ampunan kepada-Mu dari kelurga rumah kami,
saudara-saudara kami .dan segenap muslimin dan muslimat. Wahai Tuhan yang Maha
Gagah dan Maha Pengampun, atas rahmat-Mu wahai Yang Maha Kasih sayang.
Do’a
ini dapat juga dibacakan untuk para sanak krabat yang datang berziarah
mengunjungi orang yang baru datang dari Ibadah Haji atau Umroh, dan ditambah
do’a lain yang disukai.
C.
SHALAT WAJIB DALAM PERJALANAN JAUH
Bagi seseorang yang melakukan perjalanan jauh, kurang lebih
mencapai jarak perjalanan 90 km, diperbolehkan melakukan shalat fardlu dengan
dijama’ dan/atau qashar, yaitu :
1.
Shalat jama’ taqdim, ialah : Melaksanakan shalat
Dhuhur dan shalat ‘Ashar dilakukan bersama di dalam waktunya shalat Dhuhur atau
melaksanakan shalat Maghrib dan shalat ‘Isya dilaksanakan bersama di dalam
waktunya shalat Maghrib.
Syarat shalat Jama’ Taqdim ada 4,
yaitu :
a. Harus dimulai dengan shalat yang
pertama.
b.
Harus niat jama’ ketika mengerjakan shalat
yang pertama.
c.
Antara shalat yang pertama dan shalat yang kedua harus
berturut-turut.
d. Dalam suasana berlangsungnya udzur.
Niat shalat Jama’ Taqdim dengan
qashar :
·
أُصَلِّى
فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ العَصْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ الظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ المَغْرِبِ مَجْمُوْعاً مَعَ العِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ العِشَاءِ مَجْمُوْعاً مَعَ المَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
2.
Shalat jama’ ta’khir, yaitu : Melaksanakan shalat
Dhuhur dan shalat ‘Ashar dilakukan bersama di dalam waktunya shalat ‘Ashar atau
melaksanakan shalat Maghrib dan shalat ‘Isya dilaksanakan bersama di dalam
waktunya shalat ‘Isya.
Syarat Jama’ Ta’khir ada 2, yaitu :
a.
Niat jama’ ta’khir ketika masih ada pada waktu shalat yang pertama,
dan cukup untuk mengerjakan shalat yang pertama.
b.
Berlangsungnya udzur sampai selesai mengerjakan shalat yang
kedua.
CATATAN
Dalam pelaksanaan jama’ ta’khir, kalau
waktunya longgar, dimulai dengan shalat yang pertama, kalau waktunya sempit,
didahulukan shalat yang mempunyai waktu, misalnya Maghrin dengan ‘Isya, maka
didahulukan ‘Isya.
Niat shalat Jama’ Ta’khir dengan
qashar :
·
أُصَلِّى
فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ العَصْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ الظُّهْرِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ المَغْرِبِ مَجْمُوْعاً مَعَ العِشَاءِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
·
أُصَلِّى
فَرْضَ العِشَاءِ مَجْمُوْعاً مَعَ المَغْرِبِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ
تَعَالَى
3.
Shalat qashar, yaitu melaksanakan shalat yang
berjumlah empat raka’at, seperti shalat Dhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya, dilakukan
dengan dua raka’at saja. Hal ini hukumnya boleh bagi orang yang sedang dalam
perjalanan jauh, kurang lebih 90 km.
Syarat Qashar shalat, ada 7 :
a.
Shalat yang boleh diqashar adalah shalat 4 rakaat, yaitu : shalat Dhuhur,
‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya.
b.
Jarak bepergian yang dilakukan, mencapai 3 marhalah, (kurang lebih
90 km).
c.
Dalam sebuah bepergian yang tidak berniat melakukan ma’siyat.
d.
Orang yang melakukan harus tahu dengan yakin, dahwa jarak
perjalanannya mencapai 3 marhalah.
e.
Harus berniat mengqashar pada saat takbiratul Ihram.
f.
Bepergian tersebut masih berlangsung hingga yang bersangkutan mengerjakan shalat dengan sempurna.
g.
Tidak boleh makmum kepada Imam yang shalatnya sempurna (tidak
mengqashar) walaupun hanya sebagian dari shalat.
4.
Apabila tidak menemukan air untuk wudlu, maka dapat melakukan tayamum
untuk sahnya melaksanakan shalat fardlu.
a.
Sebab-sebab diperbolehkan melakukan Tayammum, yaitu
:
1).
Tidak ada air.
2).
Sakit yang tidak memungknkan terkena air.
3). Ada air yang dibutuhkan untuk memberi
minum binatang yang dimulyakan (dihormati syara’ yang sedang kehausan).
b.
Syarat-syarat Tayammum, ialah :
1)
Harus dengan debu, yang memenuhi syarat-syarat :
a) Debu yang suci.
b) Debu tersebut tidak musta’mal.
c)
Debu tersebut tidak tercampur dengan tepung atau lainnya.
2)
Orang yang melakukan, dengan sengaja bermaksud menggunakan debu
untuk bertayammum.
3)
Dalam melaksanakan tayammum, harus dengan dua kali meletakkan
telapak tangan ke debu, satu kali untuk mengusap wajah dan satu kali untuk
mengusap kedua tangan sampai siku-siku.
4)
Sebelum melakukan tayammum terlebih dahulu harus membersihkan najis
yang ada di badan.
5)
Dalam melaksanakan tayamum, berijtihad mencari kiblat.
6)
Pelaksanaan tayammum setelah masuk waktu shalat.
7)
Satu kali tayammum hanya untuk satu kali shalat fardhu; dan
berikutnya dapat digunakan untuk beberapa amalan sunnah (tidak boleh tayammum
hanya untuk melakukan amalan sunnah saja).
c.
Niat tayamum :
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ
لاِسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
|
5.
Apabila tidak
bisa melaksanakan shalat fardlu, secara lengkap terpenuhi syarat dan rukunnya,
maka dapat melaksanakan shalat fardlu dengan kondisi seadanya, dengan niat “lihurmatil
wakti” yaitu semata-mata menghormati waktunya shalat, sedangkan apabila
nanti sudah memungkinkan, ia melakukan shalat lagi, yaitu “shalat ‘i’adah”
(mengulang shalat) yang tadi sudah dilakukan secara “lihurmatil
wakti”.
D.
SHALAT SUNNAH, SELAMA DALAM PERJALANAN
Sepanjang
terpenuhi syarat sahnya shalat, bagi orang yang sedang bepergian jauh,
diperbolehkan melaksanakan shalat sunnah di atas kendaraan dengan tanpa
menghadap ke arah qiblat, dengan syarat ketika takbiratul ihram
ia menghadap ke arah qiblat.
ZIARAH DI MADINAH
A.
FADHILAH
MASJID AN-NABAWI
1.
Jika seorang penziarah sudah
masuk di Madinah, dianjurkan untuk membaca do’a :
اَللَّهُمَّ
هَذاَ حَرَمُ نَبِيِّكَ فاَجْعَلْهُ وِقاَيَةً لِي مِنَ
النّاَرِ وَأَماَناً مِنَ الْعَذاَبِ وَسُوْءِ الْحِساَبِ.
|
Ya Allah ini adalah tanah suci Nabi-Mu, maka jadikanlah
ia sebagai penjagaan untukku dari neraka, keselamatan dari siksa dan buruknya
hisab.
2.
Di dalam riwayat Imam Ibnu
Majah nabi bersabda :
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي
أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ. (رواه
ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Shalat
satu kali di masjidku lebih utama seribu shalat di masjid lain, kecuali
masjidil haram”. (HR. Ibn
Majah).
3.
Di dalam kitab A’lamul Masajid halaman
222 disebutkan hadits Rasulullah SAW.
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِينَ صَلاَةً لاَ يَفُوتُهُ
صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنْ الْعَذَابِ
وَبَرِئَ مِنْ النِّفَاقِ. (رواه أحمد والطبراني)
Dari Anas bin Malik dari Nabi Saw, bersabda:
“Barangsiapa shalat di masjidku empat puluh shalatan (Shalat wajib) tidak tertinggal
satu shalatpun maka dicatat untuknya bebas
dari neraka dan selamat dari siksa dan bebas dari kemunafikan”. (HR. Imam Ahmad
dan Imam At-Thabbraniy).
4.
Diusahakan dapat melaksanakan
shalat berjama'ah di Masjid Nabawi, sebanyak 40 waktu, tanpa terputus.
5.
Apabila, karena keterlambatan
datang di Madinah sehingga tidak dapat mengikuti shalat jama'ah bersama dengan Imam Masjid Nabawi, maka sebaiknya shalat dengan
sesama jama'ah yang ada dengan membuat jama'ah sendiri.
B.
FADLILAH ZIARAH MAKAM RASULULLAH SAW.
1.
Hadits Riwayat Imam Ibnu Huzzaimah
di dalam kitab shahihnya, dan Imam Ad-Daraquthni :
مَنْ زَارَ
قَبْرِي وَجَبَتْ لَهُ شَفاَعَتِي (رواه الدراقطني)
“Barangsiapa
ziarah
quburku, maka wajiblah untuknya syafa’atku “
2.
Di dalam Hadits dari Ibnu Umar
RA. Rasulullah SAW. bersabda :
مَنْ زاَرَنِي بَعْدَ مَوْتِي فَكَأَنَّماَ زاَرَنِي فِي
حَياَتِي. (رواه الدارقطني وابو يعلى والبيهقي عن ابن عمر)
"Barangsiapa
ziarah kepadaku setelah wafatku, maka seakan-akan dia ziarah keadaku di masa
hidupku“ (Hadits diriwayatkan oleh Imam.
Ad-Daroquthni, Imam Abu Ya’la, Imam Al-Baihaqi dan Imam dari Sahabat Ibnu Umar
RA).
3.
Al-Bukhari meriwayatkan Hadits,
Sabda Rasulullah SAW.
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ عِنْدَ قَبْرِي وَكَّلَ اللهُ بِهِ
مَلَكاً يَبْلُغُنِي وَكُفِّيَ اَمْرُ دُنْياَهُ وَآَخِرَتِهِ وَ كُنْتُ لَهُ
شَفِيْعاً اَوْ شَهِيْداً يَوْمَ الْقِياَمَةِ
“Barangsiapa
membaca shalawat di kuburku, maka Allah menugasi satu Malaikat untuk
menyampaikan kepadaku dan mencukupkan urusan dunia dan akhiratnya, dan aku baginya
menjadi pemberi syafa’at dan saksi di hari kiamat“ (HR.Im. Al-Bukhari).
4.
Hadits dari S. Ibnu Umar RA.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ حَجَّ وَلَمْ يَزُرْنِي فَقَدْ جَفاَنِي
(رواه الدارقطني وابن حبان)
"Diriwayatkan
dari Ibnu Umar RA. Bersabda Rasulullah SAW.: “Barangsiapa berhaji dan tidak
menziarahiku, maka dia telah benar-benar
menyombongiku“ (Hadits diriwayatkan
oleh Imam Ad-Daraquthni, Ibnu Hibban).
C.
ADAB DAN TATA CARA BERZIARAH DI MASJID NABAWI DAN
MAKAM RASULULLAH SAW.
1.
Orang yang akan berziarah
ke masjid nabawi disunnahkan berniat untuk taqorrub kepada Allah SWT.
2.
Disunnahkan di dalam perjalanan
ke Masjid Nabawi, memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada Nabi.
3.
Sunnah menghadirkan hati
tentang kemuliaan masjid Madinah sebagai, yang paling mulia setelah masjid
Makkah.
4.
Ketika masuk pintu masjid
mendahulukan kaki kanan dan membaca do’a :
أَعُوذُ
بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي اَبْوَابَ
رَحْمَتِكَ.
|
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dan
dengan dzat-Nya yang Maha Mulia, dan Kerajaan-Nya Yang Maha Qodim, dari
syaithan yang terkutuk. Dengan Asma Allah, dan segala puji bagi Allah. Ya Allah
limpahkan Rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah
Ampunilah segala dosaku, dan bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu”.
5.
Ketika keluar masjid mendahulukan
kaki kiri dengan membaca do’a:
أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ
الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ
الْقَدِيْمِ مِنَ
الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي اَبْوَابَ فَضْلِكَ.
|
“Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dan dengan dzat-Nya yang Maha Mulia,
dan Kerajaan-Nya Yang Maha Qodim, dari syaithan yang terkutuk. Dengan Asma
Allah, dan segala puji bagi Allah. Ya Allah limpahkan Rahmat atas Nabi Muhammad
dan atas keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah Ampunilah segala dosaku, dan
bukakanlah untukku pintu kemurahan-Mu”.
6.
Kemudian menuju ke Raudhah (روضة) yaitu
tempat di antara Minbar dan Makam Rasulullah SAW. kemudian shalat tahiyyatal
masjid, bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, dan memohon diterimanya ziyarah
ini. Dan memohon sempurnanya apa yang menjadi tujuan.
7.
Mendatangi makam, membelakangi
kiblat menghadap dinding makam, menjauh dari kepala makam sekira 4 dzirak,
berdiri memandang ke bawah dengan khusyu’ mengosongkan hati dari urusan dunia,
menghadirkan hati kepada keagungan tempat
Rasulullah SAW.
8.
Kemudian membaca salam kepada
Rasulullah SAW. Setelah itu bergeser mundur sedikit ke arah kanan (timur) kira
kira satu dzira’ dan membaca Salam kepada Sayidina Abu Bakar Shiddiq RA.
Kemudian bergeser satu dzira’ ke arah kanan lalu membaca salam kepada Sayyidina
Umar bin Khotthob RA.
9.
Do’a ketia berada di makam Rasulullah SAW. :
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ : وَلَوْ
اَنَّهُمْ اِذْظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاؤُوْكَ
فاَسْتَغْفَرُوْا اللهَ وَاسْتَغْفَرَلَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللهَ تَوَّاباً رَحِيْماً. وَقَدْ جِئْناَكَ ساَمِعِيْنَ
قَوْلَكَ طَائِعِيْنَ اَمْرَكَ مُسْتَشْفِعِيْنَ بِنَبِيِّكَ. رَبَّناَ اغْفِرْ
لَناَ وَلاِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِاْلاِيْماَنِ وَلاَ تَجْعَلْ
فِي قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آَتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِي اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِناَ عَذاَبَ النَّارِ. وَسُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمّاَ
يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ .
|
Ya
Allah sungguh Engkau telah berfirman, dan firman-Mu adalah hak/benar (Yaitu)
“Dan sekiranya ketika mereka telah menganiaya diri mereka (berbuat dosa)
lalu mereka datang kepadamu (Muhammad) lalu mereka minta ampun kepada
Allah dan Rasul memintakan ampun untuk mereka, tentu mereka mendapatkan Allah
sebagai Tuhan Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang “Ya Allah Kami telah datang kepada-Mu sambil mendengar
firman-Mu, Ta’at akan perintah-Mu, sambil meminta syafa’at kepada nabi-Mu.
Wahai Tuhan kami ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului
kami dengan iman, janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami kedengkian kepada
orang-orang yang beriman, Wahai Tuhanku sungguh Engakau Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Wahai Tuhan kami berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkan kami dari
siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Luhur dari apa yang mereka
sifatkan, dan keselamatan semoga dilimpahkan atas para rasul dan segala puji
bagi Allah Tuhan sekalian alam.
10.
Diantara do’a di Raudlah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ
وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ ياَرَبَّناَلَكَ الْحَمْدُكَماَ يَنْبَغِي لِجَلاَلِ
وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي
ذُنُوبِي وَلِوَالِدَيَّ وَاَجْدَادِي وَجَدّاَتِي وَاَقاَرِبِي وَمَشَايِخِي
وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِماَتِ اْلاَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ
يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
|
Dengan
mana Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang
memelihara seluruh alam. Pujian yang memadai nikmat-nikmat-Nya, menmgimbangi tambahan kenikmatan dari-Nya, Wahai Tuhan kami bagi-Mu
segala puji, yang layak bagi keagungan
zat-Mu, dan kebesaran kekuasaan-Mu. Shalawat dan salam
semoga tetap dilimpoahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga
serta sahabat – sahabat nya semua. Ya Allah , Ampunilah dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa datuk dan
nenekku, dosa kerabat dan saudara-saudaraku, dosa guru-guruku,. Dan dosa
segenap mukminin mukminat dan muslimin muslimat, yang masih hidup maupun yang
telah mati atas rahmat kasih saying-Mu ya Tuhan yang Maha Pengasih.
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ
اِيْماَناً كَامِلاً وَيَقِيْناً صَادِقاً حَتَّى اَعْلَمَ اَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِي ِلاَّ مَاكَتَبْتَ لِي
وَعِلْماً ناَفِعاً وَقَلْباً خاَشِعاً
وَلِساَناً ذاَكِراً وَرِزْقاً واَسِعاً وَحَلاَلاً طَيِّباً وَعَمَلاً
صاَلِحاً مَقْبُوْلاً وَتِجاَرَةً لَنْ تَبُوْرَ.
Ya Allah
ya Tuhanku aku mohon kepada-Mu keimanan yang sempurna. Keyakinan yang benar,
sehingga aku dapat meyakini bahwa tidak ada bencana yang menimpa kepadaku
kecuali apa yang telah Engkau tetapkan kepadaku. Aku mohon ilmu yang
bermanfa’at hti yang khusyu’ blidah yang berdzikir, rizki yang melimpah halal
dan baik, amal shalih yang diterima, serta perdagangan yang tidaki rugi.
اَللَّهُمَّ اشْرَحْ صُدُوْرَناَ
وَاسْتُرْ عُيُوْبَناَ وَاغْفِرْ ذُنُوْبَناَ وَاَمِّنْ خَوْفَناَ وَاخْتِمْ
بِالصّاَلِحاَتِ اَعْماَلَناَ وَتَقَبَّلْ زِياَرَتنَاَ وَاجْعَلْناَ مِنْ
عِباَدِكَ الصَّالِحِيْنَ . مِنَ الَّذِيْنَ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ
يَحْزَنُوْنَ.
Ya Allah
Lapangkanlah dada kami tutuplah keburukan kami, ampunilah dosa kami, tenteramkanlah
hati kami dari ketakutan sudahilah amal perbuatan kami dengan
kebajikan,terimalah ziyzrah kamiini, dan jadikanlah kami tergolong
hamba-hamba-Mu yang salih.yaitu golongan yang tidak merasa takut dan tidak
bersedih hati.
رَبَّنَالاَ
تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ
وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ.
|
Wahai
Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami sesudah
Engkau memberi petunjuk kepada kami Limpahkanlah kepada kami rahmat dari
sisi-Mu sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Ya Tuhan ampunilah dosaku, dosa kedua
orang tuaku, serta seluruh mukminin dan mukminat pada hari perhitungan segala
amal.
11.
Tidak boleh seseorang
mengelilingi makam Nabi, dan makruh mengusap atau enciumnya, tetapi adabnya
menjauh (mengambil jarak) darinya, sebagaimana kita menjauh ketika sowan pada
waktu hidupnya.
12.
Dianjurkan selama seorang
berada di Madinah untuk melakukan sholat-sholatnya di Masjid Nabawi, dan
dianjurkan untuk berniyat I’tikaf di masjid itu.
13.
Jika hendak meninggalkan
Madinah maka shalat sunnah muthlaq 2 rakaat kemudian berdo’a:
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ اَخِرَ
الْعَهْدِ بِنَبِيِّكَ وَخُطَّ اَوْزاَرِي بِزِياَرَتِهِ وَاَصْحِبْنِي فِي
سَفَرِي السَّلاَمَةَ وَيَسِّرْ رُجُوْعِي اِلَى اَهْلِي وَوَطَنِي سَالِماً
وَارْزُقْنِي الْعَفْوَ وَالْعاَفِيَةَ.
|
Ya
Allah, limpahkanlah rahmat, shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad
dan keluarganya. Ya Allah janganlah
Engkau jadikan kunjungan ini sebagai kunjungan yang terakhir kedatanganku
kepada Nabi-Mu, hapuskanlah segala dosaku dengan menziarahinya dan sertakan
keselamatan dalam perjalananku, mudahkanlah kepulanganku dengan selamat.
Anugerahilah kami ampun dan perlindungan di dunia dan akhirat Wahai Tuhan yang
Maha Pengasih.
D.
DO’A SALAM
KEPADA RASULULLAH SAW, KEPADA SAHABAT
ABU BAKAR,AS. DAN SAHABAT UMAR BIN KHOTTOB RA.
Jika seseorang kesulitan membaca do’a salam yang panjangdi makam
Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka cukup membaca salam yang pendek, misalnya :
a.
Salam kepada Rasulullah SAW
اَلسَّـلاَمُ عَلَيْـكُمْ
ياَرَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتـُهُ
b.
Salam kepada S. Abu Bakar RA
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَاأَباَ بَكْرٍ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
c.
Salam kepada S. Umar RA.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ياَعُمَرُ بْنَ الْخَطاَّبِ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
E.
ZIARAH TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MADINAH
Disunnahkan berziarah di
tempat-tempat bersejarah di Madinah tidak kurang dari tiga puluh tempat yang
diketahui oleh ahli Madinah. Adapun yang paling penting, di antaranya ialah :
1. Makam AL-BAQI’
Di arah timur dari Masjid Nabawi beberapa ratus meter. Di situ telah
dimakamkan lebih dari sepuluh ribu para pembesar-pembesar shahabat Rasulullah
SAW., termasuk para Ahli bait (Keluarga ndalem Rasul), para
syuhada’ perang Uhud, dan sebagian dari Syuhada’ perang Badar. Ziarah di Makam
Baqi’ sebaiknya pada hari Jum’at atau Kamis setelah ziarah dan salam ke makam
Rasulullah SAW.
Dianjurkan pula ziarah
kubur yang tampak tandanya dan membaca salam kepada mereka, seperti Kubur Sayid
Ibrahim bin Rasulillah SAW. Sayidina Utsman bin Affan, Al;-Abbas, Hasan bin
Aly, Ali bin Husain, Ja’far bin Muhammad dan sebagainya, dan diakhiri di kubur
Ibu Shafiyah bibi Rasulillah SAW.
Hadits-hadits tentang fadlilah berziarah ke makam ini banyak sekali.
Antara lain hadits Riwayat Imam Muslim dari S. A’isyah RA.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ
اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ
مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ
اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ ِلأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ.
(رواه مسلم)
Dari
Siti A’isyah RA. Dia berkata : Adalah Rasulullah SAW. setiap malam giliran S.
A’isyah dari Rasulullah SAW. beliau keluar di akhir malam ke Baqi’ lalu beliau
mengucapkan salam: Salam sejahtera mudah-mudahan atas kamu wahai penghuni kaum
yang beriman Pasti datang kepadamu apa yang dijanjikan kepadamu yang masih
ditangguhkan besuk itu. Dan kami bila Allah telah menghendaki pasti akan menyusulmu. Ya Allah ampunilah ahli Baqi’il
Ghorqod (Hadis Riwayat Imam
Muslim).
2. Masjid Quba’
Masjid quba’ adalah masjid yang pertama di dirikan
oleh Rasulullah SAW. berada di arah selatan agak ke barat dari Madinah
Disunnahkan berziarah pada hari Sabtu
dengan taqarrub dan shalat di dalamnya. Sabda Nabi SAW.
صَلاَةٌ
فِي مَسْجِدِ قُباَءَ كَعُمْرَةٍ
“Shalat
sekali di Masjid Quba’ sama dengan Umrah sekali.”
Di riwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul sering
mendatangi masjid Quba’ dengan berkendaraan maupun dengan berjalan kaki,
kemudian shalat dua rakaat.
3. Masjid al-Musholla / Masjid Ghomamah
Masjid ini dahulu tanah lapang yang digunakan oleh Rasulullah SAW.
untuk melaksanakan shalat hari raya.
4. Masjid Al-Fath
Berada di utara kota Madinah agak ke barat, merupakan bagian dari gunung
sala’ Masjid ini tempat terjadinya perang khondaq
5. Masjid Qiblatain
Sebuah masjid kecil didirikan di tepi lembah al’aqiq, arah utara agak
ke barat dari kota Madinah. Disebut demikian karena masjid ini pernah digunakan
peralihan dua qiblat, ke arah Baitul Maqdis dan ke arah Baitullah.
F. DO’A MENINGGALKAN MADINAH
Do'a
ketika meninggalkan kota Madinah adalah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ اَخِرَ الْعَهْدِ
بِنَبِيِّكَ وَخُطَّ اَوْزاَرِي بِزِياَرَتِهِ وَاَصْحِبْنِي فِي سَفَرِي
السَّلاَمَةَ وَيَسِّرْ رُجُوْعِي اِلَى اَهْلِي وَوَطَنِي سَالِماً ياَاَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ .
ZIARAH DI MAKKAH
A.
KOTA SUCI
MAKKAH
Ketika mulai memasuki tanah haram, maka
disunnahkan membaca do’a masuk tanah haram sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ هَذاَ حَرَمُكَ وَاَمْنـُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِي وَدَمِي
وَشَعْرِي وَبَشَرِي عَلَى الناَّرِ وَءَآمِنِّي مِنْ
عَـذاَبِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِباَدَكَ وَاجْعَلْنِي مِنْ اَوْلِياَئِكَ وَاَهْلِ
طاَعَتِـكَ.
|
“Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat aman bagi-Mu,
maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Dan
selamatkanlah diriku dari siksa-Mu pada hari
ketika Engkau membangkitkan kembali hamba hamba-Mu dan jadikanlah aku
termasuk orang yang dekat dan ta’at kepada–Mu”.
B.
KA’BAH
DAN MASJIDIL HARAM
Ka’bah merupakan rumah ibadah yang pertama di dunia,
didirikan oleh Nabi Adam As. bersama para Malaikat. Kemudian dibangun oleh Nabi
Ibrahim As. beserta putranya Nabi Isma’il As. Ka’bah merupakan kiblat ummat Islam seluruh dunia.
Sedang Masjidil Haram, dibangun pertama kali dalam bentuk bangunan oleh Kholifah Umar Bin
Khotthob Ra. kemudian dibangun kembali di masa Kholifah Utsman Ra, kemudian di
masa pemerintahan Al-Walid Bin Abdul Malik, kemudian di masa Al-Mahdi dan yang
terakhir diperluas oleh pemerintahan bangsa As-Su’udi sampai sekarang.
Shalat di Masjidil Haram berlipat 100.000 kali dibandinhgkan dengan shalat di
tempat lain. Semua amal kebaikan di Masjidil Haram dilipatkan 100.000 demikian juga amal jelek.
Dalam riwayat Imam Ibnu Majah, dijelaskan :
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ... وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ
مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ . (رواه ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Shalat
satu kali di masjidil lebih utama seratus ribu kali dibanding shalat di masjid lainnya”. (HR. Ibnu Majah).
Bagi seseorang yang memasuki masjidil haram, paling pertama disunnahkan
melakukan thawaf, kecuali bagi orang yang
khawatir tertinggal jama’ah shalat wajib, maka mengikuti jama’ah shalat
fardhu dahulu baru kemudian thawaf. Untuk tahiyyatal masjid di Masjidil Haram, bukan berupa shalat, tetapi melakukan thawaf.
Dalam riwayat At-Tirmidzi dijelaskan :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ طَافَ
بِالْبَيْتِ خَمْسِينَ مَرَّةً خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
. (رواه الترمذي)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa
thawaf di masjidil haram sebanyak lima puluh kali, maka ia keluar dari
dosa-dosa yang telah dilakukannya, seperti bayi yang baru lahir dari kandungan
ibunya”. (HR. Imam At-Tirmidziy).
Di dalam Masjidil Haram terdapat sumur Zamzam yang airnya tidak pernah kandas untuk minum jutaan
orang setiap hari. Dalam riwayat yang shahih, bahwa sumur zam zam bermula
muncul dari sejarah Nabi Isma’il dan Ibunya, yaitu Siti Hajar. Minum air Zamzam hukumnya sunnah.
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا
شُرِبَ لَهُ .(رواه ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdillah, ia berkata : Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda : Air zam zam bermanfaat sesuai niat orang yang
meminumnya”. (HR. Ibnu Majah).
Do’a
Memasuki Masjidil Haram
Ketika telah sampai di halaman Masjidil Haram,
sebelum melangkah masuk ke dalam masjid, hendaknya membaca do’a sebagai berikut
:
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّــلاَمُ وَمِنْــكَ السَّــلاَمُ
وَاِلَيْكَ يَعُــوْدُ السَّــلاَمُ فَحَـيِّناَ رَبًّناَ بِالسَّــلاَمِ
وَاَدْخِلْناَ الْجَنَّةَ داَرَ السَّــلاَمِ . تَباَرَكْتَ رَبَّناَ
وَتَعاَلَيْتَ ياَ ذاَ الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي اَبْوَابَ
رَحْمَتِكَ . بِسْمِ اللهِ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى رَسُوْلِ اللهِ.
|
“Ya Allah Engkaulah
Sember keselamatan, dan dari–Mu
datangnya keselamatan dan kepada-Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah
kami wahai Tuhan dengan selamat sejahtera, dan masukkanlah kami ke surga negeri
keselamatan. Maha banyak anugerah–Mu dan Maha Tinggi Engkau Wahai
Tuhan Pemilik keagungan dan kehormatan. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu Rahmat-Mu. (Aku masuk masjid) dengan Nama Allah, Segala
puji bagi Allah serta Shalawat dan salam atas Rasulullah”.
Do’a
Ketika Melihat Ka’bah
Ketika memasuki masjidil haram dan
mata memandang lurus ke depan, maka akan menatap langsung ke arah ka'bah.
Ketika itu disunnahkan untuk membaca do'a :
اَللَّهُمَّ
زِدْ هَذاَ الْبَيْتَ تَشْرِيْفاً وَتَعْظِيْماً وَتَكْرِيْماً وَمَهاَبَة, وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَعَظَّمَهُ
وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ اَوِّ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفاً وَتَكْرِيْماً وَبِرًّا.
|
“Ya Allah Tambahkanlah kepada Baitullah ini
kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kewibawaan. Dan tambahkan pula pada
orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya dari mereka yang berHAJI
atau berUMROH dengan kemuliaan, keagungan kehormatan dan kebaikan”.
C.
TEMPAT
BERSEJARAH DI MAKKAH DAN SEKITARNYA
Di antara tempat-tempat yang
bersejarah, yang sunnah untuk dikunjungi di Makkah dan sekitarnya, ialah :
1.
Kubur Nabi Adam A.s. di Jabal Abi Qubais
2. Gua yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu di gunung Abi Tsaur.
3. Gua Hira’ di Jabal
Hira’ atau disebut Jabal
Nur sebagai tempat turunnya wahyu yang pertama kali,
yaitu awal surat Al-Alaq. Tempatnya
kurang lebih 5 km. di utara kota Makkah di arah kiri dari jalan ke
Arafah. Dengan ketinggian lk. 200 m. dari permukaan laut.
4. Gunung Tsur Yaitu salah satu di antara gunung yang mengelilingi kota Makkah.
Ketinggiannya lk. 500 m dari permukaan laut terdapat di sebelah selatan kota
Makkah dengan jarak lk. 6 mil dari Makkah. Gunung ini tempat persembunyaian
Nabi Muhammad SAW. dan S. Abu Bakar RA. Selama tiga hari di tengah perjalanan
hijrah ke Madinah.
5. Kuburan Mu’allah atau Ma’la atau Kuburan Hajun. Tempatnya di sebelah selatan agak timur Makkah. Kuburan ini adalah
Kuburan bangsa Makkah sejak zaman Jahiliyah sampai sekarang. Termasuk kubur
Bani Hasyim dari nenek moyang Rasulullah SAW. dan paman-pamannya. Di tempat itu
juga dimakamkan sebagian dari para sahabat dan tabi’in.
Di dalamnya terdapat kubur dua orang kakek Nabi SAW., Yaitu. Abdul Manaf
dan Abdul Mutholib, paman Nabi yakni Abi Tholib, ibu Nabi Sayyidah Aminah. dan
Isteri Nabi Khadijah Kubra. Di kuburan Mu’allah juga terdapat kubur Shahabat
Abdullah bin Zubair RA. Dan Ibunya yakni Asma’ binti Abi Bakar.
6. Mina adalah desa terletak di tujuh Km. arah ke timur dari Makkah. Di Mina
terdapat 3 Masjid yaitu :
a.
Masjid
Kabsy. Dinisbatkan kepada gibas pengganti Nabi Isma’il A.S.
Disitu tempat Nabi Ibrahim Alaihis salam menyembelih putranya Nabi Isma’il yang
kemudian diganti gibas oleh Allah SWT.
b.
Masjid
Bai’ah ‘Aqabah yaitu tempat
orang Madinah mengadakan bai’at kepada
Rasulullah SAW. untuk masuk Islam 3. Masjid Khaif
Besar di dekat Jumrah Ula.
7. Arafah adalah sebuah gunung berketinggian 225 m dari permukaan laut. Terletak di
jarak 25 km. arah selatan timur dari Makkah. Disebelah utara terdapat Jabal Rahmah di mana Rasulullah SAW. beristirahat di sana ketika
melakukan Haji Wada’ pada tahun 10 Hijriyah dan turun
ayat ::
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا.
“ Di hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,
dan telah Aku sempurnakan Nikmat-Ku kepadamu, dan telah Aku ridhai Islam
sebagai agamamu “
إهـ
Komentar
Posting Komentar