PERJALANAN KE TANAH SUCI



PERJALANAN KE TANAH SUCI
A.    PENDAHULUAN
Hal-hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang yang akan melakukan perjalanan ibadah pergi pulang ke dan dari tanah suci, misalnya dari tanah air ke Makkah atau Madinah, dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya, dari Makkah atau Madinah ke ke tanah air, dan sebagainya, ialah :
1.           Ibadah dan do’a-do’a menjelang keberangkatan dan selama di perjalanan.
2.         Pelaksanaan shalat wajib selama di perjalanan.
3.         Pelaksanaan shalat sunnah selama dalam perjalanan.
Hal-hal penting di atas berlaku juga untuk setiap melakukan perjalanan jauh dengan niat baik, seperti berdagang, silaturrohmi, ziarah dan lain sebagainya.
B.    IBADAH DAN DO’A MENJELANG KEBERANGKATAN DAN SELAMA DI PERJALANAN
1.       Shalat sunnah safar, dua raka'at :
Bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan jauh, disunnahkan shalat dua raka’at. Shalat ini disebut dengan shalat sunnah mutlak dengan niat di dalam hati, akan keluar rumah untuk bepergian atau niat shalat sunnah safar.
a.      Niat shalat sunnah safar :
أُصَلِّى سُنَّةً لِلسَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى.
b.      Bacaan dalam shalat :
Pada raka’at pertama setelah membaca fatihah, membaca surat “Al-Kafirun” dan pada raka’at ke dua, setelah membaca fatihah, membaca surat “Al-Ihlash”.
c.        Dzikir dan do’a setelah shalat :
Setelah salam, disunnahkan untuk membaca ”ayat kursi” dan surat ”al-quraisy”, kemudian berdo’a sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ اِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ وَبِكَ اعْتَصَمْتُ. اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْ ماَ هَمَّنِي وَماَ لاَ اَهْتَمُّ لَهُ. اَللَّهُمَّ  زَوِّدْنِي التَّقْوَى وَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِي.
 “Ya Allah hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu aku berpegang teguh. Ya Allah lindungilah aku dari sesuatu yang menyusahkan aku dan sesuatu yang tidak aku perlukan. Ya Allah bekalilah aku dengan takwa dan ampunilah dosaku”.
2.   Do’a keluar rumah sebelum berangkat :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. بِسْمِ اللهِ آَمَنْتُ بِاللهِ. بِسْمِ اللهِ تَوَجَّهْتُ اِلَى اللهِ. بِسْمِ اللهِ اعْتَصَمْتُ بِاللهِ . بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ . وَلاَحَـوْلَ وَلاَ قُوَّةَ   اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ .
"Ya Allah berikan Rahmat kepada Nabi Muhammad Nabi yang ummy dan kepada keluarga dan para sahabatnya semua. Dengan nama Allah aku beriman kepada Allah. Dengan nama Allah aku menghadap kepada Allah Dengan nama Allah aku berlindung kepada Allah Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah Tidak ada daya uapaya dan tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung".
3.    Do’a  setelah duduk di kendaraan :
بِسْمِ اللهِ مَجْرَا ـهاَ وَمُرْساَ هاَ اِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Dengan nama Allah di waktu berangkat dan di waktu berlabuh. Sesung guhnya Tuhanku benar-benar Maha pengampun lagi Maha Penyayang.
4.   Do’a ketika kendaraan mulai berangkat :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. سُبْحاَنَ الَّذِي سَخَّرَ لَناَ هَذاَ وَماَ كُناَّ لَهُ مُقْرِنِيْنَ.     وَاِناَّ اِلَى رَبِّناَ لَمُنْقَلِبُوْنَ.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.  Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,  Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang telah menggerakkan untuk kami kendaraan ini, pada hal kami tidak kuasa untuk menggerakkannya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah kami akan kembali.
5.    Do’a ketika sampai di tempat tujuan
Doa berikut ini dipanjatkan kepada Alah SWT, pada setiap menginjakkan kaki di tempat tujuan. Do’a ini tidak hanya baik dilakukan ketika bepergian ke tanah suci saja, tetapi dilakukan pada setiap menginjakkan kaki di tempat yang baru saja dikenal.
Do’a yang dimaksud ialah sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ خَيْرَهاَ. وَخَيْرَ اَهْلِهاَ. وَخَيْرَ ماَ فِيْهاَ وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهاَ. وَشَرِّ اَهْلِهاَ. وَشَرِّ ماَ فِيْهاَ.
 “Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini, kebaikan penduduknya dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini, kejahatan penduduknya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya”.
6.   Do’a saat datang dari Hqji atau ibadah Umroh.
Pulang Haji atau Umroh, dianjurkan ke masjid dulu sebelum ke rumah, untuk melakukan sholat 2 rekaat sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah salam berdo’a :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ اَبَداً  نَحْمَدُكَ اَللَّهُمَّ بِمَناَسِكِناَ اَداَءً وَبِسُنَّةِ نَبِيَّكَ اِتِّباَعاً تَوْباً تَوْباً تَوْباً لِرَبِّناَ اَوْباً لاَيُغاَدِرُ حَوْباً اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِمَنْ اِسْتَغْفَرْناَ لَهُ مِنْ اَهْلِ بَيْتِناَ وَاِخْواَنِناَ. وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ واَلْمُسْلِماَتِ ياَ عَزِيْزُ ياَ غَفّاَرُ بِرَحْمَتِكَ ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Dengan nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala puji haya bagi Allah tidak akan pernah mati  dan tidak sirna selamanya. Kami memujimu ya Allah atas ibadah manasik (haji) yang telah kami selesaikan, dan atas sunnah Nabi-Mu yang telah kami jalani, Kami bertaubat, Kami bertaubat, Kami bertaubat,kepada Tuhan kami berharap taubat kami diterima, kami tidak akan mengulangi dosa dosa lagi. Ya Allah ampunilah kami dan orng-orng yang kami mintakan ampunan kepada-Mu dari kelurga rumah kami, saudara-saudara kami .dan segenap muslimin dan muslimat. Wahai Tuhan yang Maha Gagah dan Maha Pengampun, atas rahmat-Mu wahai Yang Maha Kasih sayang.
Do’a ini dapat juga dibacakan untuk para sanak krabat yang datang berziarah mengunjungi orang yang baru datang dari Ibadah Haji atau Umroh, dan ditambah do’a lain yang disukai.
C.     SHALAT WAJIB DALAM PERJALANAN JAUH
Bagi seseorang yang melakukan perjalanan jauh, kurang lebih mencapai jarak perjalanan 90 km, diperbolehkan melakukan shalat fardlu dengan dijama’ dan/atau qashar, yaitu :
1.           Shalat jama’ taqdim, ialah : Melaksanakan shalat Dhuhur dan shalat ‘Ashar dilakukan bersama di dalam waktunya shalat Dhuhur atau melaksanakan shalat Maghrib dan shalat ‘Isya dilaksanakan bersama di dalam waktunya shalat Maghrib.
Syarat shalat Jama’ Taqdim ada 4, yaitu :
a.      Harus dimulai dengan shalat yang pertama.
b.      Harus niat jama’ ketika mengerjakan shalat yang pertama.
c.        Antara shalat yang pertama dan shalat yang kedua harus berturut-turut.
d.      Dalam suasana berlangsungnya udzur.
Niat shalat Jama’ Taqdim dengan qashar :
·          أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ الظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ مَجْمُوْعاً مَعَ العِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاءِ مَجْمُوْعاً مَعَ المَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
2.         Shalat jama’ ta’khir, yaitu : Melaksanakan shalat Dhuhur dan shalat ‘Ashar dilakukan bersama di dalam waktunya shalat ‘Ashar atau melaksanakan shalat Maghrib dan shalat ‘Isya dilaksanakan bersama di dalam waktunya shalat ‘Isya.
Syarat Jama’ Ta’khir ada 2, yaitu :
a.      Niat jama’ ta’khir ketika masih ada pada waktu shalat yang pertama, dan cukup untuk mengerjakan shalat yang pertama.
b.      Berlangsungnya udzur sampai selesai mengerjakan shalat yang kedua.
CATATAN
Dalam pelaksanaan jama’ ta’khir, kalau waktunya longgar, dimulai dengan shalat yang pertama, kalau waktunya sempit, didahulukan shalat yang mempunyai waktu, misalnya Maghrin dengan ‘Isya, maka didahulukan ‘Isya.
Niat shalat Jama’ Ta’khir dengan qashar :
·          أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِ مَجْمُوْعاً مَعَ الظُّهْرِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ مَجْمُوْعاً مَعَ العِشَاءِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى
·          أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاءِ مَجْمُوْعاً مَعَ المَغْرِبِ جَمْعَ تأْخِيْرٍ قَصْراً لِلَّهِ تَعَالَى
3.         Shalat qashar, yaitu melaksanakan shalat yang berjumlah empat raka’at, seperti shalat Dhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya, dilakukan dengan dua raka’at saja. Hal ini hukumnya boleh bagi orang yang sedang dalam perjalanan jauh, kurang lebih 90 km.
Syarat Qashar shalat, ada 7 :
a.        Shalat yang boleh diqashar adalah shalat 4 rakaat, yaitu : shalat Dhuhur, ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya.
b.        Jarak bepergian yang dilakukan, mencapai 3 marhalah, (kurang lebih 90 km).
c.          Dalam sebuah bepergian yang tidak berniat melakukan ma’siyat.
d.        Orang yang melakukan harus tahu dengan yakin, dahwa jarak perjalanannya mencapai 3 marhalah.
e.         Harus berniat mengqashar pada saat takbiratul Ihram.
f.          Bepergian tersebut masih berlangsung hingga yang bersangkutan mengerjakan shalat dengan sempurna.
g.         Tidak boleh makmum kepada Imam yang shalatnya sempurna (tidak mengqashar) walaupun hanya sebagian dari shalat.
4.         Apabila tidak menemukan air untuk wudlu, maka dapat melakukan tayamum untuk sahnya melaksanakan shalat fardlu.
a.      Sebab-sebab diperbolehkan melakukan Tayammum, yaitu :
1).      Tidak ada air.
2).    Sakit yang tidak memungknkan terkena air.
3).    Ada air yang dibutuhkan untuk memberi minum binatang yang dimulyakan (dihormati syara’ yang sedang kehausan).
b.      Syarat-syarat Tayammum, ialah :
1)        Harus dengan debu, yang memenuhi syarat-syarat :
a)       Debu yang suci.
b)       Debu tersebut tidak musta’mal.
c)         Debu tersebut tidak tercampur dengan tepung atau lainnya.
2)      Orang yang melakukan, dengan sengaja bermaksud menggunakan debu untuk bertayammum.
3)      Dalam melaksanakan tayammum, harus dengan dua kali meletakkan telapak tangan ke debu, satu kali untuk mengusap wajah dan satu kali untuk mengusap kedua tangan sampai siku-siku.
4)      Sebelum melakukan tayammum terlebih dahulu harus membersihkan najis yang ada di badan.
5)      Dalam melaksanakan tayamum, berijtihad mencari kiblat.
6)      Pelaksanaan tayammum setelah masuk waktu shalat.
7)       Satu kali tayammum hanya untuk satu kali shalat fardhu; dan berikutnya dapat digunakan untuk beberapa amalan sunnah (tidak boleh tayammum hanya untuk melakukan amalan sunnah saja).
c.        Niat tayamum :
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لاِسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
5.         Apabila tidak bisa melaksanakan shalat fardlu, secara lengkap terpenuhi syarat dan rukunnya, maka dapat melaksanakan shalat fardlu dengan kondisi seadanya, dengan niat “lihurmatil wakti” yaitu semata-mata menghormati waktunya shalat, sedangkan apabila nanti sudah memungkinkan, ia melakukan shalat lagi, yaitu “shalat ‘i’adah” (mengulang shalat) yang tadi sudah dilakukan secara “lihurmatil wakti”.
D.    SHALAT SUNNAH, SELAMA DALAM PERJALANAN
Sepanjang terpenuhi syarat sahnya shalat, bagi orang yang sedang bepergian jauh, diperbolehkan melaksanakan shalat sunnah di atas kendaraan dengan tanpa menghadap ke arah qiblat, dengan syarat ketika takbiratul ihram ia menghadap ke arah qiblat.

ZIARAH DI MADINAH
A.    FADHILAH  MASJID AN-NABAWI
1.         Jika seorang penziarah sudah masuk di Madinah, dianjurkan untuk membaca do’a :
اَللَّهُمَّ هَذاَ حَرَمُ نَبِيِّكَ فاَجْعَلْهُ وِقاَيَةً لِي مِنَ النّاَرِ وَأَماَناً مِنَ الْعَذاَبِ وَسُوْءِ الْحِساَبِ.
Ya Allah ini adalah tanah suci Nabi-Mu, maka jadikanlah ia sebagai penjagaan untukku dari neraka, keselamatan dari siksa dan buruknya hisab.
2.        Di dalam riwayat Imam Ibnu Majah nabi bersabda :
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ. (رواه ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Shalat satu kali di masjidku lebih utama seribu shalat di masjid lain, kecuali masjidil haram”. (HR. Ibn Majah).
3.        Di dalam kitab A’lamul Masajid halaman 222 disebutkan hadits Rasulullah SAW.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِينَ صَلاَةً لاَ يَفُوتُهُ صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنْ الْعَذَابِ وَبَرِئَ مِنْ النِّفَاقِ. (رواه أحمد والطبراني)
Dari Anas bin Malik dari Nabi Saw, bersabda: “Barangsiapa shalat di masjidku empat puluh shalatan (Shalat wajib) tidak tertinggal satu shalatpun maka dicatat untuknya bebas  dari neraka dan selamat dari siksa dan bebas dari kemunafikan”. (HR. Imam Ahmad dan Imam At-Thabbraniy).
4.        Diusahakan dapat melaksanakan shalat berjama'ah di Masjid Nabawi, sebanyak 40 waktu, tanpa terputus.
5.        Apabila, karena keterlambatan datang di Madinah sehingga tidak dapat mengikuti shalat jama'ah bersama dengan Imam Masjid Nabawi, maka sebaiknya shalat dengan sesama jama'ah yang ada dengan membuat jama'ah sendiri.
B.    FADLILAH ZIARAH MAKAM RASULULLAH SAW.
1.       Hadits Riwayat Imam Ibnu Huzzaimah di dalam kitab shahihnya, dan Imam Ad-Daraquthni :
مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْ لَهُ شَفاَعَتِي (رواه الدراقطني)
 Barangsiapa ziarah quburku, maka wajiblah untuknya syafa’atku “
2.     Di dalam Hadits dari Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW. bersabda :
مَنْ زاَرَنِي بَعْدَ مَوْتِي فَكَأَنَّماَ زاَرَنِي فِي حَياَتِي. (رواه الدارقطني وابو يعلى والبيهقي عن ابن عمر)
"Barangsiapa ziarah kepadaku setelah wafatku, maka seakan-akan dia ziarah keadaku di masa hidupku“  (Hadits diriwayatkan oleh Imam. Ad-Daroquthni, Imam Abu Ya’la, Imam Al-Baihaqi dan Imam dari Sahabat Ibnu Umar RA).
3.      Al-Bukhari meriwayatkan Hadits, Sabda Rasulullah SAW.
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ عِنْدَ قَبْرِي وَكَّلَ اللهُ بِهِ مَلَكاً يَبْلُغُنِي وَكُفِّيَ اَمْرُ دُنْياَهُ وَآَخِرَتِهِ وَ كُنْتُ لَهُ شَفِيْعاً اَوْ شَهِيْداً يَوْمَ الْقِياَمَةِ 
“Barangsiapa membaca shalawat di kuburku, maka Allah menugasi satu Malaikat untuk menyampaikan kepadaku dan mencukupkan urusan dunia dan akhiratnya, dan aku baginya menjadi pemberi syafa’at dan saksi di hari kiamat“  (HR.Im. Al-Bukhari).
4.     Hadits dari S. Ibnu Umar  RA.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ : مَنْ حَجَّ وَلَمْ يَزُرْنِي فَقَدْ جَفاَنِي (رواه الدارقطني وابن حبان)
"Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA. Bersabda Rasulullah SAW.: “Barangsiapa berhaji dan tidak menziarahiku, maka  dia telah benar-benar menyombongiku“  (Hadits diriwayatkan oleh Imam Ad-Daraquthni, Ibnu Hibban).
C.     ADAB DAN TATA CARA BERZIARAH DI MASJID NABAWI DAN MAKAM RASULULLAH SAW.
1.        Orang yang akan berziarah ke masjid nabawi disunnahkan berniat untuk taqorrub kepada Allah SWT.
2.      Disunnahkan di dalam perjalanan ke Masjid Nabawi, memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada Nabi.
3.      Sunnah menghadirkan hati tentang kemuliaan masjid Madinah sebagai, yang paling mulia setelah masjid Makkah.
4.      Ketika masuk pintu masjid mendahulukan kaki kanan dan membaca do’a :
أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dan dengan dzat-Nya yang Maha Mulia, dan Kerajaan-Nya Yang Maha Qodim, dari syaithan yang terkutuk. Dengan Asma Allah, dan segala puji bagi Allah. Ya Allah limpahkan Rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah Ampunilah segala dosaku, dan bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu”.
5.      Ketika keluar masjid mendahulukan kaki kiri dengan membaca do’a:
أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي اَبْوَابَ فَضْلِكَ.
 Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dan dengan dzat-Nya yang Maha Mulia, dan Kerajaan-Nya Yang Maha Qodim, dari syaithan yang terkutuk. Dengan Asma Allah, dan segala puji bagi Allah. Ya Allah limpahkan Rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah Ampunilah segala dosaku, dan bukakanlah untukku pintu kemurahan-Mu”.
6.      Kemudian menuju ke Raudhah (روضة) yaitu tempat di antara Minbar dan Makam Rasulullah SAW. kemudian shalat tahiyyatal masjid, bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, dan memohon diterimanya ziyarah ini. Dan memohon sempurnanya apa yang menjadi tujuan.
7.       Mendatangi makam, membelakangi kiblat menghadap dinding makam, menjauh dari kepala makam sekira 4 dzirak, berdiri memandang ke bawah dengan khusyu’ mengosongkan hati dari urusan dunia, menghadirkan hati kepada keagungan tempat  Rasulullah SAW.
8.      Kemudian membaca salam kepada Rasulullah SAW. Setelah itu bergeser mundur sedikit ke arah kanan (timur) kira kira satu dzira’ dan membaca Salam kepada Sayidina Abu Bakar Shiddiq RA. Kemudian bergeser satu dzira’ ke arah kanan lalu membaca salam kepada Sayyidina Umar bin Khotthob RA.
9.      Do’a ketia berada di makam Rasulullah SAW. :
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ : وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاؤُوْكَ فاَسْتَغْفَرُوْا اللهَ وَاسْتَغْفَرَلَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللهَ تَوَّاباً رَحِيْماً. وَقَدْ جِئْناَكَ ساَمِعِيْنَ قَوْلَكَ طَائِعِيْنَ اَمْرَكَ مُسْتَشْفِعِيْنَ بِنَبِيِّكَ. رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلاِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِاْلاِيْماَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آَتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِي اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذاَبَ النَّارِ. وَسُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمّاَ يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ .
Ya Allah sungguh Engkau telah berfirman, dan firman-Mu adalah hak/benar (Yaitu) “Dan sekiranya ketika mereka telah menganiaya diri mereka (berbuat dosa) lalu mereka datang kepadamu (Muhammad) lalu mereka minta ampun kepada Allah dan Rasul memintakan ampun untuk mereka, tentu mereka mendapatkan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang “Ya Allah  Kami telah datang kepada-Mu sambil mendengar firman-Mu, Ta’at akan perintah-Mu, sambil meminta syafa’at kepada nabi-Mu. Wahai Tuhan kami ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman, janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami kedengkian kepada orang-orang yang beriman, Wahai Tuhanku sungguh Engakau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  Wahai Tuhan kami  berilah  kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkan kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Luhur dari apa yang mereka sifatkan, dan keselamatan semoga dilimpahkan atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.
10.   Diantara do’a di Raudlah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ ياَرَبَّناَلَكَ الْحَمْدُكَماَ يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي ذُنُوبِي وَلِوَالِدَيَّ وَاَجْدَادِي وَجَدّاَتِي وَاَقاَرِبِي وَمَشَايِخِي وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِماَتِ اْلاَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
Dengan mana Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang memelihara seluruh alam. Pujian yang memadai nikmat-nikmat-Nya, menmgimbangi tambahan kenikmatan dari-Nya, Wahai Tuhan kami  bagi-Mu segala puji, yang layak bagi keagungan  zat-Mu, dan kebesaran kekuasaan-Mu. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpoahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga serta sahabat – sahabat nya semua. Ya Allah , Ampunilah dosa-dosaku,  dosa kedua orang tuaku, dosa datuk dan nenekku, dosa kerabat dan saudara-saudaraku, dosa guru-guruku,. Dan dosa segenap mukminin mukminat dan muslimin muslimat, yang masih hidup maupun yang telah mati atas rahmat kasih saying-Mu ya Tuhan yang Maha Pengasih.
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ اِيْماَناً كَامِلاً وَيَقِيْناً صَادِقاً حَتَّى اَعْلَمَ  اَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِي ِلاَّ مَاكَتَبْتَ لِي وَعِلْماً ناَفِعاً وَقَلْباً خاَشِعاً  وَلِساَناً ذاَكِراً وَرِزْقاً واَسِعاً وَحَلاَلاً طَيِّباً وَعَمَلاً صاَلِحاً مَقْبُوْلاً وَتِجاَرَةً لَنْ تَبُوْرَ.
Ya Allah ya Tuhanku aku mohon kepada-Mu keimanan yang sempurna. Keyakinan yang benar, sehingga aku dapat meyakini bahwa tidak ada bencana yang menimpa kepadaku kecuali apa yang telah Engkau tetapkan kepadaku. Aku mohon ilmu yang bermanfa’at hti yang khusyu’ blidah yang berdzikir, rizki yang melimpah halal dan baik, amal shalih yang diterima, serta perdagangan yang tidaki rugi.
اَللَّهُمَّ اشْرَحْ صُدُوْرَناَ وَاسْتُرْ عُيُوْبَناَ وَاغْفِرْ ذُنُوْبَناَ وَاَمِّنْ خَوْفَناَ وَاخْتِمْ بِالصّاَلِحاَتِ اَعْماَلَناَ وَتَقَبَّلْ زِياَرَتنَاَ وَاجْعَلْناَ مِنْ عِباَدِكَ الصَّالِحِيْنَ . مِنَ الَّذِيْنَ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ.
Ya Allah Lapangkanlah dada kami tutuplah keburukan kami, ampunilah dosa kami, tenteramkanlah hati kami dari ketakutan sudahilah amal perbuatan kami dengan kebajikan,terimalah ziyzrah kamiini, dan jadikanlah kami tergolong hamba-hamba-Mu yang salih.yaitu golongan yang tidak merasa takut dan tidak bersedih hati.
رَبَّنَالاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ.
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami Limpahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Ya Tuhan ampunilah dosaku, dosa kedua orang tuaku, serta seluruh mukminin dan mukminat pada hari perhitungan segala amal.
11.      Tidak boleh seseorang mengelilingi makam Nabi, dan makruh mengusap atau enciumnya, tetapi adabnya menjauh (mengambil jarak) darinya, sebagaimana kita menjauh ketika sowan pada waktu hidupnya.
12.    Dianjurkan selama seorang berada di Madinah untuk melakukan sholat-sholatnya di Masjid Nabawi, dan dianjurkan untuk berniyat I’tikaf di masjid itu.
13.    Jika hendak meninggalkan Madinah maka shalat sunnah muthlaq 2 rakaat kemudian berdo’a:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ  مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ اَخِرَ الْعَهْدِ بِنَبِيِّكَ وَخُطَّ اَوْزاَرِي بِزِياَرَتِهِ وَاَصْحِبْنِي فِي سَفَرِي السَّلاَمَةَ وَيَسِّرْ رُجُوْعِي اِلَى اَهْلِي وَوَطَنِي سَالِماً وَارْزُقْنِي الْعَفْوَ وَالْعاَفِيَةَ.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat, shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya.  Ya Allah janganlah Engkau jadikan kunjungan ini sebagai kunjungan yang terakhir kedatanganku kepada Nabi-Mu, hapuskanlah segala dosaku dengan menziarahinya dan sertakan keselamatan dalam perjalananku, mudahkanlah kepulanganku dengan selamat. Anugerahilah kami ampun dan perlindungan di dunia dan akhirat Wahai Tuhan yang Maha Pengasih.
D.    DO’A  SALAM KEPADA RASULULLAH SAW, KEPADA  SAHABAT ABU BAKAR,AS. DAN SAHABAT UMAR BIN KHOTTOB RA.
Jika seseorang kesulitan membaca do’a salam yang panjangdi makam Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka cukup membaca salam yang  pendek, misalnya :
a.       Salam kepada Rasulullah SAW
اَلسَّـلاَمُ عَلَيْـكُمْ ياَرَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتـُهُ
b.       Salam kepada S. Abu Bakar  RA
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَاأَباَ بَكْرٍ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
c.        Salam kepada S. Umar RA.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ياَعُمَرُ بْنَ الْخَطاَّبِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
E.     ZIARAH TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MADINAH
Disunnahkan  berziarah di tempat-tempat bersejarah di Madinah tidak kurang dari tiga puluh tempat yang diketahui oleh ahli Madinah. Adapun yang paling penting, di antaranya ialah :
1.       Makam AL-BAQI’
Di arah timur dari Masjid Nabawi beberapa ratus meter. Di situ telah dimakamkan lebih dari sepuluh ribu para pembesar-pembesar shahabat Rasulullah SAW.,  termasuk para  Ahli bait (Keluarga ndalem Rasul), para syuhada’ perang Uhud, dan sebagian dari Syuhada’ perang Badar. Ziarah di Makam Baqi’ sebaiknya pada hari Jum’at atau Kamis setelah ziarah dan salam ke makam Rasulullah SAW.
      Dianjurkan pula ziarah kubur yang tampak tandanya dan membaca salam kepada mereka, seperti Kubur Sayid Ibrahim bin Rasulillah SAW. Sayidina Utsman bin Affan, Al;-Abbas, Hasan bin Aly, Ali bin Husain, Ja’far bin Muhammad dan sebagainya, dan diakhiri di kubur Ibu Shafiyah bibi Rasulillah SAW.
Hadits-hadits tentang fadlilah berziarah ke makam ini banyak sekali. Antara lain hadits Riwayat Imam Muslim dari S. A’isyah RA.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ ِلأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ. (رواه مسلم)
Dari Siti A’isyah RA. Dia berkata : Adalah Rasulullah SAW. setiap malam giliran S. A’isyah dari Rasulullah SAW. beliau keluar di akhir malam ke Baqi’ lalu beliau mengucapkan salam: Salam sejahtera mudah-mudahan atas kamu wahai penghuni kaum yang beriman Pasti datang kepadamu apa yang dijanjikan kepadamu yang masih ditangguhkan besuk itu. Dan kami bila Allah telah menghendaki pasti akan menyusulmu. Ya Allah ampunilah ahli Baqi’il Ghorqod (Hadis Riwayat Imam Muslim).
2.     Masjid Quba’
Masjid quba’ adalah masjid yang pertama di dirikan oleh Rasulullah SAW. berada di arah selatan agak ke barat dari Madinah Disunnahkan berziarah pada hari Sabtu  dengan taqarrub dan shalat di dalamnya. Sabda Nabi SAW.
صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِ قُباَءَ كَعُمْرَةٍ
“Shalat sekali di Masjid Quba’ sama dengan Umrah sekali.” 
Di riwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul sering mendatangi masjid Quba’ dengan berkendaraan maupun dengan berjalan kaki, kemudian shalat dua rakaat.
3.      Masjid al-Musholla / Masjid Ghomamah
Masjid ini dahulu tanah lapang yang digunakan oleh Rasulullah SAW. untuk melaksanakan shalat  hari raya.
4.     Masjid Al-Fath
Berada di utara kota Madinah agak ke barat, merupakan bagian dari gunung sala’ Masjid ini tempat terjadinya perang khondaq
5.     Masjid Qiblatain
Sebuah masjid kecil didirikan di tepi lembah al’aqiq, arah utara agak ke barat dari kota Madinah. Disebut demikian karena masjid ini pernah digunakan peralihan dua qiblat, ke arah Baitul Maqdis dan ke arah Baitullah.
F.     DO’A MENINGGALKAN MADINAH
Do'a ketika meninggalkan kota Madinah adalah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ اَخِرَ الْعَهْدِ بِنَبِيِّكَ وَخُطَّ اَوْزاَرِي بِزِياَرَتِهِ وَاَصْحِبْنِي فِي سَفَرِي السَّلاَمَةَ وَيَسِّرْ رُجُوْعِي اِلَى اَهْلِي وَوَطَنِي سَالِماً ياَاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .

ZIARAH DI MAKKAH
A.     KOTA SUCI MAKKAH
Ketika mulai memasuki tanah haram, maka disunnahkan membaca do’a masuk tanah haram sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ هَذاَ حَرَمُكَ وَاَمْنـُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِي وَدَمِي وَشَعْرِي وَبَشَرِي عَلَى الناَّرِ وَءَآمِنِّي مِنْ عَـذاَبِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِباَدَكَ وَاجْعَلْنِي مِنْ اَوْلِياَئِكَ وَاَهْلِ طاَعَتِـكَ.
 “Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat aman bagi-Mu, maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa-Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan kembali hamba hamba-Mu dan jadikanlah aku termasuk orang yang dekat dan ta’at kepada–Mu”.
B.      KA’BAH DAN MASJIDIL HARAM
Ka’bah merupakan rumah ibadah yang pertama di dunia, didirikan oleh Nabi Adam As. bersama para Malaikat. Kemudian dibangun oleh Nabi Ibrahim As. beserta putranya Nabi Isma’il As. Ka’bah merupakan kiblat ummat Islam seluruh dunia.
Sedang Masjidil Haram, dibangun pertama kali dalam bentuk bangunan oleh Kholifah Umar Bin Khotthob Ra. kemudian dibangun kembali di masa Kholifah Utsman Ra, kemudian di masa pemerintahan Al-Walid Bin Abdul Malik, kemudian di masa Al-Mahdi dan yang terakhir diperluas oleh pemerintahan bangsa As-Su’udi sampai sekarang.
Shalat di Masjidil Haram berlipat 100.000 kali dibandinhgkan dengan shalat di tempat lain. Semua amal kebaikan di Masjidil Haram dilipatkan 100.000 demikian juga amal jelek.
Dalam riwayat Imam Ibnu Majah, dijelaskan :
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ... وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ . (رواه ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Shalat satu kali di masjidil lebih utama seratus ribu kali  dibanding shalat di masjid lainnya”. (HR. Ibnu Majah).
Bagi seseorang yang memasuki masjidil haram, paling pertama disunnahkan melakukan thawaf, kecuali bagi orang yang  khawatir tertinggal jama’ah shalat wajib, maka mengikuti jama’ah shalat fardhu dahulu baru kemudian thawaf. Untuk tahiyyatal masjid di Masjidil Haram, bukan berupa shalat, tetapi melakukan thawaf.
Dalam riwayat At-Tirmidzi dijelaskan :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ خَمْسِينَ مَرَّةً خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ . (رواه الترمذي)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa thawaf di masjidil haram sebanyak lima puluh kali, maka ia keluar dari dosa-dosa yang telah dilakukannya, seperti bayi yang baru lahir dari kandungan ibunya”. (HR. Imam At-Tirmidziy).
Di dalam Masjidil Haram terdapat sumur Zamzam yang airnya tidak pernah kandas untuk minum jutaan orang setiap hari. Dalam riwayat yang shahih, bahwa sumur zam zam bermula muncul dari sejarah Nabi Isma’il dan Ibunya, yaitu Siti Hajar.  Minum air Zamzam hukumnya sunnah.
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ .(رواه ابن ماجه)
“Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdillah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Air zam zam bermanfaat sesuai niat orang yang meminumnya”. (HR. Ibnu Majah).
Do’a Memasuki Masjidil Haram
Ketika telah sampai di halaman Masjidil Haram, sebelum melangkah masuk ke dalam masjid, hendaknya membaca do’a sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّــلاَمُ وَمِنْــكَ السَّــلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُــوْدُ السَّــلاَمُ فَحَـيِّناَ رَبًّناَ بِالسَّــلاَمِ وَاَدْخِلْناَ الْجَنَّةَ داَرَ السَّــلاَمِ . تَباَرَكْتَ رَبَّناَ وَتَعاَلَيْتَ ياَ ذاَ الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ . بِسْمِ اللهِ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ, وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ.
 “Ya Allah Engkaulah Sember keselamatan, dan dari–Mu datangnya keselamatan dan kepada-Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan dengan selamat sejahtera, dan masukkanlah kami ke surga negeri  keselamatan. Maha banyak anugerah–Mu dan Maha Tinggi Engkau Wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kehormatan. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu Rahmat-Mu.  (Aku masuk masjid) dengan Nama Allah, Segala puji bagi Allah serta Shalawat dan salam atas Rasulullah”.
Do’a Ketika Melihat Ka’bah
Ketika memasuki masjidil haram dan mata memandang lurus ke depan, maka akan menatap langsung ke arah ka'bah. Ketika itu disunnahkan untuk membaca do'a :
اَللَّهُمَّ زِدْ هَذاَ الْبَيْتَ تَشْرِيْفاً وَتَعْظِيْماً وَتَكْرِيْماً وَمَهاَبَة, وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَعَظَّمَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ اَوِّ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفاً وَتَكْرِيْماً وَبِرًّا.
“Ya Allah Tambahkanlah kepada Baitullah ini kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kewibawaan. Dan tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya dari mereka yang berHAJI atau berUMROH dengan kemuliaan, keagungan kehormatan dan kebaikan”.
C.     TEMPAT BERSEJARAH DI MAKKAH DAN SEKITARNYA
Di antara  tempat-tempat yang bersejarah, yang sunnah untuk dikunjungi di Makkah dan sekitarnya, ialah :
1.        Kubur Nabi Adam A.s. di Jabal Abi Qubais
2.       Gua yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu di gunung Abi Tsaur.
3.       Gua Hira’  di Jabal Hira’ atau disebut Jabal Nur sebagai tempat turunnya wahyu yang pertama kali, yaitu awal surat Al-Alaq. Tempatnya  kurang lebih 5 km. di utara kota Makkah di arah kiri dari jalan ke Arafah. Dengan ketinggian lk. 200 m. dari permukaan laut.
4.       Gunung Tsur Yaitu salah satu di antara gunung yang mengelilingi kota Makkah. Ketinggiannya lk. 500 m dari permukaan laut terdapat di sebelah selatan kota Makkah dengan jarak lk. 6 mil dari Makkah. Gunung ini tempat persembunyaian Nabi Muhammad SAW. dan S. Abu Bakar RA. Selama tiga hari di tengah perjalanan hijrah ke Madinah.
5.       Kuburan Mu’allah atau Ma’la atau Kuburan Hajun. Tempatnya di sebelah selatan agak timur Makkah. Kuburan ini adalah Kuburan bangsa Makkah sejak zaman Jahiliyah sampai sekarang. Termasuk kubur Bani Hasyim dari nenek moyang Rasulullah SAW. dan paman-pamannya. Di tempat itu juga dimakamkan sebagian dari para sahabat dan tabi’in.
Di dalamnya terdapat kubur dua orang kakek Nabi SAW., Yaitu. Abdul Manaf dan Abdul Mutholib, paman Nabi yakni Abi Tholib, ibu Nabi Sayyidah Aminah. dan Isteri Nabi Khadijah Kubra. Di kuburan Mu’allah juga terdapat kubur Shahabat Abdullah bin Zubair RA. Dan Ibunya yakni Asma’ binti Abi Bakar.
6.       Mina adalah desa terletak di tujuh Km. arah ke timur dari Makkah. Di Mina terdapat 3 Masjid  yaitu :
a.    Masjid Kabsy. Dinisbatkan kepada gibas pengganti Nabi Isma’il A.S. Disitu tempat Nabi Ibrahim Alaihis salam menyembelih putranya Nabi Isma’il yang kemudian diganti gibas oleh Allah SWT.
b.    Masjid Bai’ah ‘Aqabah yaitu tempat orang Madinah  mengadakan bai’at kepada Rasulullah SAW. untuk masuk Islam 3. Masjid Khaif Besar di dekat Jumrah Ula.
7.       Arafah adalah sebuah gunung berketinggian 225 m dari permukaan laut. Terletak di jarak 25 km. arah selatan timur dari Makkah. Disebelah utara terdapat Jabal Rahmah di mana Rasulullah SAW. beristirahat di sana ketika melakukan Haji Wada’ pada tahun 10 Hijriyah dan turun ayat ::
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا.
“ Di hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku sempurnakan Nikmat-Ku kepadamu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu “
إهـ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AMALIYAH NAHDLIYAH (Nahdlotul Ulama')

MAKALAH PERKEMBANGAN AGAMA PADA MASA DEWASA

DELIK PERCOBAAN, PENYERTAAN, DAN PERBARENGANAN PIDANA DALAM KUHP